PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Mikroorganisme
atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamatinya diperlukan alat bantuan.Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik.Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel
banyak (multiseluler) . Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat
oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata
telanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat
seluler.
Ilmu
yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja di
bidang ini disebut mikrobiologi.Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua
prokariota, protista, dan alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak
membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak yang
tidak menyepakatinya.
Mikroorganisme
berbeda dengan sel makrooganisme.Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di
alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang membentuk
jaringan, organ, dan sistem organ.[ Sementara, sebagian besar mikrooganisme
dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi
sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel l
1.2 Tujuan
-Agar mahasiswa lebih memahami
tentang Mikroba
1.3 Rumusan masalah
1.
Bagaimana pertumbuhan
mikroba Udara, Air dan Makanan?
2.
Apa flora normal dalam
tubuh manusia?
3.
Bagaimana tubuh
manusia sebagai media pertumbuhan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mikroba Udara, Air dan Makanan
1. Mikroba Udara
Kelompok
mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan
juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam
bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya
spora).
Mikrooganisme
di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan
mikroorganisme udara di dalam ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam
ruangan.
1.
Mikroba di Luar Ruangan
Mikroba yang ada di udara
berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di udara pada
ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah organisme tanah
yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup
angin. Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah
ketinggian 500 kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari
miselium, spora fungi, serbuk sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan Corynebacterium, dan lain-lain.
2.
Mikroba di dalam Ruangan
Dalam debu dan udara
di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar orang menderita penyakit menular,
telah ditemukan mikroba seperti bakteri tuberkulum,
streptococcus, pneumococcus, dan staphylococcus.
Bakteri
ini tersebar di udara melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Pada
proses tersebut ikut keluar cairan saliva dan mukus yang mengandung mikroba.
Virus dari saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui
debu dan udara. Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang
terkontaminasi cairan yang mengandung patogen. Tetesan cairan (aerosol)
biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan berbicara. Setiap tetesan terdiri dari
air liur dan lendir yang dapat berisi ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah
bakteri dalam satu kali bersin berkisar antara 10.000 sampai 100.000.
Banyak patogen tanaman juga diangkut dari satu tempat ke tempat lain melalui
udara dan penyebaran penyakit jamur pada tanaman dapat diprediksi dengan
mengukur konsentrasi spora jamur di udara.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penyebaran Mikroba di Udara
Faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu atmosfer, kelembaban,
angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan kelembaban relatif adalah dua
faktor penting yang menentukan viabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol.
Studi dengan Serratia marcesens dan E. coli menunjukkan
bahwa kelangsungan hidup udara terkait erat dengan suhu. Peningkatan suhu
menyebabkan penurunan waktu bertahan.
Contoh
Penyakit Serta Cara Penyebarannya Melalui Udara
1.
Tuberkulosis atau TBC
Tuberkulosis
atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam penularannya yang
disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosa. Pada umumnya penularan TBC
terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita,
yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas
penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu, Lamanya dari
terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampi
tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis.
2. Meningitis
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu
membran atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumonia, nesseria
meningtidis. Dapat ditularkan melalui batuk, bersin,
ciuman, sering makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok
bergantian dalam satu batangnya.
Maka
bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis
jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan
setelah ke toilet umum, memegang hewan peliharaan.
3. Pneumonia
Pneumonia
atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai dengan gejala
yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan biasa, antara lain
batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa
lemas. Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus
pneumoniae dan Haemopilus
influenzae yang berterbangan di udara
terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran
pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Pengendalian
penyakit yang terbawa udara
1) Imunisasi
Dengan
pemberian vaksin rubella pada anak-anak laki-laki dan perempuan sejak dini.
2) Pengubahan
kandungan jasad penyebab infeksi di udara dengan penyaringan, sterilisasi
atau pengenceran.
Penyaringan
udara yang diputar ulang dengan mengalirkan jumlah udara melalui penyaring
dengan memerlukan sistem ventilasi komplek ditambah penggunaan energi yang
besar. Teknik pengendalian di udara dengan pengenceran dengan melakukan
penggantian udara dalam dengan udara luar secara terus-menerus.
Terdapat juga metode
untuk mengendalikan penyakit yang disebarkan melalui udara, yaitu :
a) Metode sinar
ultraviolet
Digunakan
pada ruangan yang sesak dengan daya tembus jelek, merusak mata sehingga sinar
harus diarahkan ke langit-langit.
b) Metode aliran
udara satu arah
Digunakan
di laboratorium industri ruang angkasa dengan batasan mahal untuk pemanasan
atau pengaturan udara.
c) Metode
sirkulasi ulang, udara tersaring
Digunakan
di tempat apa saja dengan batasan penyaring harus sering diganti.
d) Metode
pembakaran
Digunakan
pada ventilasi udara dari cerobong yang didalamnya terdapat organisme yang
menginfeksi sedang dipindahkan (Volk and Wheeler, 1989). Upaya untuk
membebaskan udara dalam ruangan dari mikroba Saat ini telah banyak dijual
penyejuk udara/ AC dengan kemampuan anti mikroba.
2. Mikroba Makanan
Mikroba
adalah organisme mikroskopik (sebagian besar satu sel) yang terlalu kecil untuk
dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar seperseribu
milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar
dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan
alat bantu berupa mikroskop. Mikroba yang ditemukan pada pangan adalah: Bakteri
dan Jamur
1. Bakteri
Bakteri
dimanfaatkan pada pembuatan makanan dan minuman melalui proses
fermentasi/pemeraman. Jenis-jenis bakteri fermentasi adalah:
- Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus untuk pembuatan Yoghurt dengan bahan
baku susu
- Streptococcus lactis
untuk pembuatan mentega dengan bahan baku susu
- Lactobacillus sp.
Untuk pembuatan terasi dengan bahan baku ikan
- Lactobacillus sp.
Untuk asinan buah-buahan dengan bahan baku buah
- Pediococcus
cerevisiae untuk pembuatan sosis dengan bahan baku daging
- Lactobacillus
bulgaricus dan Srteptococcus lactis untuk pembuatan kefir dengan bahan baku
susu
2. Jamur
Jamur dapat
dimanfaatkan sebagai makanan dan untuk produksi makanan/minuman. Berikut adalah
beberapa jenis jamur yang berfungsi sebagai bahan makanan.
1.Auricularia
polytricha (jamur kuping).
2.Lycoperdon pyriforme
(jamur kelentos).
3.Volvariella volvacea
(jamur merang)
4.Cantharellus
cibarius (kantarel).
Jamur yang berperan
dalam Produksi Makanan dan Minuman adalah:
1.Neurospora
sitophila, jamur ini dimanfaatkan dalam pembuatan oncom
2.Rhizopus
oligosporus, jamur ini dimanfaatkan dalam pembuatan tempe
3.Aspergillus wentii dan Aspergillus oryzae, kedua
jenis jamur ini dimanfaatkan dalam pembuatan kecap atau tauco.
4.Saccharomyces cerevisiae, jamur yang dimanfaatkan
dalam pembuatan tape dengan cara fermentasi.
Penicillium roqueforti
dan Penicillium camemberti, kedua jenis jamur ini dimanfaatkan dalam pembuatan
keju.
3. Mikroba air
Jumlah
dan jenis mikrooganisme yang terdapat di dalam air bervariasi bergantung dari
berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah:
1.Sumber air
Jumlah
dan jenis mikroorganisme di dalam air dipengaruhi oleh sumber air tersebut,
misalnya air atmosfer (air hujan/salju), air permukaan (danau, sungai), air
tanah (sumur, mata air), air tergenang (air laut), dsb.
2.Komponen nutrien
dalam air
Air,
terutama air buangan sering mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh
spesies mikroorganisme tertentu. Semua air secara alamiah juga mengandung
mineral-mineral yang cukup untuk kehidupan mikroorganisme di dalam air.
3.Komponen beracun
Komponen
beracun yang terdapat di dalam air mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme
di dalam air tersebut.
4.Organisme air
Adanya
organisme lain di dalam air dapat mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme
air sebagai contoh plankton merupakan organisme yang makan bakteri, ganggang
dan plankton lainnya, sehingga adanya plankton dapat mengurangi jumlah
organisme-organisme tersebut.
5.Faktor fisik
Jumlah
dan jenis mikroorganisme juga dipengaruhi oeh faktor-faktor fisik seperti:
suhu, pH, tekanan osmotik, tekanan hidrostatik, aerasi, dan penetrasi sinar
matahari. Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air buangan selain
dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas juga dipengaruhi oleh jenis polutan air
tersebut. Misalnya air yang terpolusi oleh kotoran hewan dan manusia mengandung
bakteri-bakteri yang berasal dari kotoran seperti Esherchia coli, Streptokoki
fekal, Clostridium perfringens.
Mikroorganisme di Air Tanah
Air
tanah mangandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organic yang merupakan tempat
yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme (kehidupan
mikroorganisme). Air tanah pada umumnya paling sedikit mengandung
mikroorganisme dan air tanah yang terdapat pada bagian yang dalam sekali hampir
tidak mengandung mikroorganisme. Sebaliknya air permukaan sering banyak
mengandung mikroorganisme yang berasal dari tanah dan dari organisme yang
terdapat di danau-danau dan sungai-sungai. Bakteri, protozoa dan virus adalah salah
satu ancaman tertua untuk air minum dan bertanggung jawab untuk penyakit yang
ditularkan melalui air saat ini.
1. Bakteri Coliform
Bakteri
koliform adalah bakteri paling sering dikaitkan dengan kualitas air. Bakteri
Coliform adalah kelompok besar dari berbagai jenis bakteri.Coliform adalah
kelompok bakteri gram n egatif,
berbentuk batang, tidak berspora yang pada umumnya menghasilkan gas jika
ditumbuhkan dalam medium laktosa. Salah satu anggota kelompok coliform adalah
E.Coli. Karena E. coli adalah bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia,
E. coli sering disebut sebagai coliform fecal. Bakteri Coliform terdiri atas 4
genus, yaitu; Escherichia, Enterobacter, Klebsiella, dan Citrobakter. Adanya
bakteri coliform pada bahan makanan menunjukkan tingkat sanitasi penanganan
suatu produk.
Bakteri
Coliform dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Coliform fecal adalah anggota
dari Coliform yang mampu memfermentasi laktosa pada suhu 44,5oC, misalnya E.
Coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia dan (2)
Coliform non-fecal, misalnya E. Aeroginosa biasanya ditemukan pada hewan atau
tanaman yang telah mati. Menurut Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology
Edisi ke-7 E. coli dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
2. Virus dan Protozoa
Selain
bakteri, dua jenis mikroorganisme patogen dapat mempengaruhi kualitas air,
yaitu virus dan protozoa. Giardia lamblia dan Cryptosporidium adalah parasit
protozoa yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
- Giardia lamblia
Giardia
telah menjadi lebih umum dalam beberapa tahun terakhir sebagai penyakit yang
ditularkan melalui air yang hidup secara parasit di usus manusia dan hewan.
Mereka memiliki dua tahap, salah satunya adalah bentuk kista yang bisa ditelan
dari air yang terkontaminasi. Setelah kista memasuki perut, organisme
dilepaskan ke saluran pencernaan di mana ia akan menempel pada dinding usus.
Akhirnya protozoa akan pindah ke usus besar di mana mereka encyst lagi dan
diekskresikan dalam tinja dan kembali ke lingkungan.
Setelah
di dalam tubuh, giardia penyebab giardiasis, penyakit yang ditandai dengan
gejala seperti diare, kram perut, mual, penurunan berat badan, dan kesulitan
pencernaan umum. Gejala ini berlangsung selama sekitar satu minggu, namun
beberapa orang dapat mengalami infeksi yang lebih kronis dengan gejala serupa
dan bahkan lebih besar tingkat penurunan berat badan. Giardiasis jarang fatal,
dan bisa diobati medicinally oleh kuinakrin, metronidazol, dan
furazolidon.Giardia memasuki pasokan air melalui kontaminasi oleh bahan tinja.
Bahan tinja bisa masuk ke air dari:
• Limbah dibuang ke
air melalui kontaminasi silang dan garis air limbah
• Limbah langsung
dibuang dari limbah pabrik kecil ke danau atau sungai
• Limbah dibuang ke
danau atau sungai dari toilet kabin
• Hewan membawa kista,
menyimpan feces mereka langsung ke dalam air
• Curah hujan
memindahkan kista diendapkan dari hewan pada tanah ke badan air.
Jika air
terkontaminasi dengan giardia, adalah mungkin untuk membunuh kista hanya dengan
air mendidih.
- Cryptosporidium
Cryptosporidium
parvum adalah parasit protozoa yang menyebabkan Cryptosporidiosi. Pada tahun
1993, lebih dari 400.000 orang di Milwaukee, Wisconsin jatuh sakit setelah
minum air yang tercemar. Sejak wabah ini, telah ada dorongan lebih besar untuk
menghapus cryptosporidium dari pasokan air kota.
Cryptosporidium
disebarkan oleh penularan ookista melalui air minum yang telah terkontaminasi
dengan feces yang terinfeksi mamalia. Ookista dari manusia ke manusia lain
infektif banyak, dan banyak hewan bertindak sebagai reservoir ookista yang
dapat menginfeksi manusia. Begitu dalam inangnya, istirahat ookista, melepaskan
empat spora bergerak yang menempel pada dinding saluran pencernaan, dan
akhirnya membentuk ookista lagi yang dapat dikeluarkan. Gejala terjadi 2 sampai
10 hari setelah infeksi. Gejala-gejala ini meliputi diare, sakit kepala, kram
perut, mual, muntah, dan demam rendah. Tidak ada perawatan terhadap protozoa
meskipun ada kemungkinan untuk mengobati gejala. Setelah sekitar 1-2 minggu,
gejala mereda sebagai sistem kekebalan tubuh berhenti infeksi.
Namun
bagi orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh seperti bayi, manula,
orang-orang dengan AIDS, atau cangkok, Cryptosporidiosis bisa menjadi ancaman
bagi kelangsungan hidup. Terinfeksi feces Cryptosporidium memasuki pasokan air
baik dari kontaminasi silang garis limbah dengan saluran air, atau air
permukaan yang terinfeksi dengan kotoran hewan yang terkontaminasi. pengolahan
air proses yang memanfaatkan koagulasi , sedimentasi , filtrasi dan klorinasi
dapat menghapusnya. Namun, karena ukurannya yang kecil dan ketahanan terhadap
klorinasi, perawatan ini mungkin tidak bekerja. Jika cryptosporidium merupakan
masalah di daerah Anda, merebus air selama sedikitnya satu menit adalah cara
yang efektif untuk membunuh itu.Seperti giardia, jika Anda berada di sistem
publik, Anda akan menerima pemberitahuan jika tingkat cryptosporidium telah
meningkat.
- Hepatitis A:
Hepatitis
A adalah virus enterik yang sangat kecil. Hal ini dapat ditransfer melalui air
yang terkontaminasi, menyebabkan KLB. Virus ini dikeluarkan oleh orang yang
membuang tinja, dan jika kotoran mencemari pasokan air, maka virus ini dibawa
dalam air sampai dikonsumsi oleh manusia. Gejala seperti hati meradang,
disertai oleh kelesuan, anoreksia, kelemahan, mual, demam dan sakit kuning yang
umum. Sebuah kasus yang ringan hanya mungkin memerlukan satu atau dua minggu
istirahat, sementara kasus yang parah dapat mengakibatkan kerusakan hati dan
kematian mungkin. Umumnya, sistem air memanfaatkan klorinasi , diawali dengan
koagulasi , flokulasi , pengendapan dan penyaringan untuk menghapus virus.
Merebus air Anda juga akan membunuh virus. Jika Anda akan menggunakan sistem
air pribadi, Anda mungkin ingin memeriksa air sumur Anda untuk bakteri
coliform. Jika ada sejumlah besar bakteri ini, ada kemungkinan paling
kontaminasi dari limbah, dan air perlu dirawat.
3. Cacing:
Cacing
adalah cacing parasit yang tumbuh dan berkembang biak dalam kotoran dan tanah
basah. Mereka memasuki tubuh dengan membenamkan melalui kulit, atau dengan konsumsi
dari worm di salah satu siklus hidup banyak fase nya . Telur dan bentuk larva
dari cacing yang cukup besar untuk terjebak selama perawatan air konvensional,
sehingga mereka cenderung tidak menjadi masalah dalam sistem air. Di samping
itu, sebagian besar cacing ini tidak ditularkan melalui air, sehingga
kemungkinan infeksi diminimalkan. Air minum biasanya tidak diuji untuk ini,
karena mereka tidak dianggap banyak masalah di Amerika Serikat, mereka lebih
banyak terjadi di negara-negara berkembang.
Mikroorganisme di Air
Kolam
1. Bakteri
Cyanobacteria
adalah mikroorganisme yang sangat umum ditemukan dalam air. Warna air
kebiruan-hijau di kolam atau selokan yang dikaitkan dengan organisme ini.
Nostoc dan Anabaena adalah cyanobacteria umum yang ditemukan dalam air kolam.
Bakteri spiroketa adalah sekelompok bakteri yang biasa juga ditemukan dalam air
kolam. Namun, memiliki struktur yang berbeda dengan cyanobacteria, yaitu
memiliki banyak rambut yang membuat meraka bergerak cepat.
a. Anabaena
adalah
genus cyanobakteria filamentous atau ganggang hijau-biru,ditemukan sebagai
plankton. Anabaena diketahui berperan dalam menfiksasi nitrogen, dan Anabaena
membentuk hubungan simbiosis dengan tanaman tertentu seperti pakupakuan.
terdapat satu dari 4 genera dari cyanobacteria yang menghasilkan
neurotoxin,yang membahayakan margasatwa lokal seperti halnya hewan ternak dan
hewan peliharaan. Spesies tertentu dari Anabaena telah digunakan dalam
pertanaman padi sawah, sebagai penyedia pupuk alami yang efektif.
Beberapa
Species yang diketahui adalah sebagai berikut : Anabaena aequalis, Anabaena
affinis, Anabaena angstumalis, Anabaena angstumalis, Anabaena angstumalis
marchica, Anabaena aphanizomendoides, Anabaena macrospora, Anabaena macrospora
robusta, Anabaena azollae, Anabaena bornetiana, Anabaena catenula, Anabaena
circinalis
2. Protozoa
Euglena
adalah mikroorganisme di kolam yang bergerak dengan bantuan flagella. Amoeba
bentuk kelompok lain protozoa yang bergerak dengan bantuan pseudopodia atau
kaki palsu. Ciliates seperti paramecium, vorticella dan ophrydium bergerak
dalam air dengan bantuan sejumlah kecil rambut mereka seperti struktur yang
disebut silia.
3. Alga
Beberapa
ganggang umum yang ditemukan dalam air tambak adalah Chlamydomonas, euglena dan
spongomonas. Chlamydomonas berenang dengan bebas, sementara spongomonas
menggunakan flagela mereka untuk mengumpulkan makanan bukan bergerak, dan hidup
dalam matriks gelatin. Volvox merupakan alga yang hidup dalam koloni. Diatom,
Spirogyra, oedogonium, cladophora, zygnema dan porphyridium adalah beberapa
filamen jenis alga umum yang ditemukan dalam air.
4. Rotifer
Rotifera
adalah jenis mikro-hewan multiseluler yang paling sering ditemukan di air
tawar, walaupun beberapa bentuk juga disesuaikan untuk hidup di air asin laut
dan samudra. Hewan ini mendapatkan nama mereka dari seberkas bulu mata yang
hadir di depan tubuh di sekitar mulut mereka. Mereka menggunakan bulu mata
mereka untuk mendorong diri sendiri dan juga makanan langsung ke dalam mulut
mereka. Namun, tidak semua rotifera bergantung pada silia untuk bergerak.
bentuk hidup bebas kebanyakan memiliki dua kaki seperti struktur di bagian
belakang mereka dengan yang mereka melekatkan diri pada substrat sambil makan.
5. Ular naga
Hydra
merupakan hewan air tawar yang paling sering ditemukan dalam air kolam. Hewan
ini milik hydrozoa kelas anggota yang hidup terutama di air laut. Hydra
merupakan hewan predator yang memburu mangsanya dengan bantuan sel penyengat
khusus yang disebut cnidocytes. Sel-sel penyengat yang hadir dalam tentakel
yang mengelilingi mulut. Pada ujung yang lain dari tubuh tubular hydra adalah
disk basal atau kaki dengan yang hydra yang menempel pada dasar tersebut.
Mikroorganisme Air
Yang Menguntungkan
Beberapa macam
mikroorganisme air yang menguntungkan:
a. Banyak plankton,
baik fitoplankton ataupun zooplankton merupakan makanan utama ikan, sehingga
kehadirannya merupakan tanda kesuburan perairan tersebut. Jenis-jenis
mikroalgae misalnya : Chlorella, Hydrodyction, Pinnularia, Scenedesmus,
Tabellaria.
b. Banyak jenis
bakteri atau fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad ”dekomposer”,
artinya jasad tersebut mempunyai kemampuan untuk mengurai atau merombak senyawa
yang berada dalam badan air. Sehingga kehadirannya dimanfaatkan dalam
pengolahan buangan di dalam air secara biologis
c. Pada umumnya
mikroalgae mempunyai klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis dengan
menghasilkan oksigen. Di dalam air, kegiatan fotosintesis akan menambah jumlah
oksigen, sehingga nilai kelarutan oksigen akan naik/ber-tambah, ini yang
diperlukan oleh kehidupan di dalam air.
d. Kehadiran senyawa
hasil rombakan bakteri atau fungi dimanfaatkan oleh jasad pemakai/konsumen.
Tanpa adanya jasad pemakai kemungkinan besar akumulasi hasil uraian tersebut
dapat mengakibatkan keracunan terhadap jasad lain, khususnnya ikan.
e. Anabaena memiliki
kemampuan untuk memfiksasi nitrogen dan dapat kita tersebar luas di dalam air
dan juga tanah yang lembab/basah. Spesies tertentu bersimbiosis dengan tanaman
tingkat tinggi, seperti Anabaena azollae dalam spesies Azolla (paku air).
Beberapa spesies telah berhasil digunakan dalam menyediakan oksigen pada
pertanaman padi sawah
Mikroorganisme Air Yang Merugikan
a. Yang paling
dikuatirkan, bila di dalam badan air terdapat mikroba penyebab penyakit,
seperti : Salmonella penyebab penyakit tifus/paratifus, Shigella penyebab
penyakit disentribasiler, Vibrio penyebab penyakit kolera, Entamoeba penyebab
disentriamuba.
b. Di dalam air juga
ditemukan mikroba penghasil toksin seperti : Clostridium yang hidup anaerobik,
yang hidup aerobik misalnya : Pseudomonas, Salmonella, Staphyloccus, serta
beberapa jenis mikroalgae seperti Anabaena dan Microcystis
c. Sering didapatkan
warna air bila disimpan cepat berubah, padahal air tersebut berasal dari air
pompa, misal di daerah permukiman baru yang tadinya persawahan. Ini disebabkan
oleh adanya bakteri besi misal Crenothrix yang mempunyai kemampuan untuk
mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri.
d. Di permukiman baru
yang asalnya persawahan, kalau air pompa disimpan menjadi berbau (bau busuk).
Ini disebabkan oleh adanya bakteri belerang misal Thiobacillus yang mempunyai
kemampuan mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S.
e. Badan dan warna air
dapat berubah menjadi berwarna hijau, biru-hijau atau warna-warna lain yang sesuai
dengan warna yang dimiliki oleh mikroalgae. Bahkan suatu proses yang sering
terjadi pada danau atau kolam yang besar yang seluruh permukaan airnya
ditumbuhi oleh algae yang sangat banyak dinamakan blooming. Biasanya jenis
mikroalgae yang berperan didalamnya adalah Anabaena flosaquae dan Microcystis
aerugynosa. Dalam keadaan blooming sering terjadi kasus-kasus :
- Ikan mati, terutama yang masih kecil yang
disebabkan karena jenis-jenis mikroalgae tersebut dapat menghasilkan toksin
yang dapat meracuni ikan.
- Korosi atau pengkaratan terhadap logam (yang
mengandung senyawa Fe atau S), karena di dalam massa mikroalgae penyebab
blooming didapatkan pula bakteri Fe atau S penghasil asam yang korosif.
Untuk membunuh
mikroorganisme air yang membahayakan manusia dengan desinfeksi klorin,
filtrasi, radiasi ultraviolet atau ozonisasi.
1. Filter
Filtrasi
tidak dapat mudah menghilangkan bakteri atau virus dari air minum. Fine
filtrasi dapat menjadi alat yang sangat efektif dari berusaha keluar organisme
besar seperti kista protozoa dan telur cacing, namun perlu dilengkapi dengan
metode disinfeksi untuk menghilangkan bakteri. Beberapa perangkat filtrasi pada
tingkat 0,25 mikron mutlak, dan lebih halus, mungkin efektif untuk
menghilangkan bakteri, tetapi juga dapat menyebabkan penurunan tekanan air.
Filter harus diperiksa dan diganti secara berkala.
2. Klorin
Desinfektan-menyebar
peralatan harus otomatis, membutuhkan perawatan minimal dan memperlakukan semua
air masuk rumah. Hal ini juga harus gagal-aman sehingga tidak mungkin untuk
sadar menggunakan atau mengkonsumsi air yang tidak diobati. Ada banyak
perangkat yang tersedia untuk mengeluarkan dosis klorin. Beberapa beroperasi
dengan melepaskan pelet ke dalam sumur, yang lain menyuntikkan larutan klorin
ke dalam garis air. Klorin adalah metode yang paling banyak digunakan di
Amerika Serikat untuk individu disinfektan pasokan air dan kota. Ia bisa
menghancurkan bakteri dengan mengoksidasi enzim internal mereka. Namun, jika
air memiliki tingkat organik tinggi, organik diklorinasi berbahaya
(trihalomethanes) dapat dihasilkan. Beberapa bahan kimia organik terklorinasi
diduga karsinogenik bagi manusia. sistem Klorinasi perlu diperiksa dan
dipelihara secara teratur oleh pemilik rumah.
3. Yodium
Yodium
secara kimiawi lebih stabil dari klorin tetapi lebih mahal. peralatan iodinasi
biasanya dipasang di antara pompa dan memegang atau tangki tekanan, dan terus
menerus aliran diukur tepat yodium terkonsentrasi dimasukkan ke dalam pipa air.
Jenis peralatan mudah dioperasikan dan membutuhkan sedikit pemeliharaan. Yodium
dapat memberi rasa sedikit ke air.
4. Cahaya Ultraviolet
Iradiasi
ultraviolet akan membunuh bakteri dengan membuat perubahan fotokimia dalam
DNA-nya. Tidak ada bahan kimia yang ditambahkan ke air dengan proses ini. Air
minum ultraviolet Hampir semua unit terdiri dari satu atau lebih lampu
ultraviolet biasanya tertutup di lengan kuarsa, sekitar yang aliran air. Lampu
UV mirip dengan lampu neon dan lengan kuarsa sekitarnya setiap lampu melindungi
lampu dari tindakan pendingin air. Pengaruh pembunuhan lampu berkurang ketika
lampu suhu diturunkan. Air tanah biasanya suhu sepanjang tahun konstan dan
sehingga memungkinkan untuk mengatur laju aliran yang tidak akan menyebabkan
pendinginan berlebihan.
Efektivitas
iradiasi UV tergantung pada intensitas cahaya, kedalaman paparan dan waktu
kontak. Air lewat di lapisan tipis relatif di sekitar lampu, karena itu, aliran
air harus diatur untuk memastikan bahwa semua organisme mendapatkan eksposur
yang memadai berkurang. Jika air semua di keruh, atau jika kartu berisi jejak
dari besi, efektivitas UV sangat . Dalam kasus tersebut, air harus disaring
sebelum mencapai sistem UV. Unit iradiasi ultraviolet yang otomatis dan
membutuhkan sedikit pemeliharaan. Ada beberapa tersedia secara komersial UV
sistem yang dirancang untuk sumur rumah.
5. Ozon
Ozone
mengandung tiga atom oksigen. Telah digunakan dalam pengolahan air sejak tahun
1903. Hal ini lebih efektif terhadap bakteri dan virus dari klorin dan tidak
menambahkan bahan kimia untuk air. Ozon tidak bisa disimpan dan membutuhkan
sebuah situs ozon generator-on. Secara umum, ozonisasi peralatan serta biaya
operasi yang lebih tinggi daripada prosedur perawatan lainnya.
2.2
Tubuh sebagai media pertumbuhan
Pertumbuhan
merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian menjadi besar.
Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu sendiri.
Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan juga
lingkungan. Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk mikroorganisme
tersebut, maka mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang relatif singkat dan
sempurna.Pertumbuhan mikroorganisme yang bersel satu berbeda dengan
mikroorganisme yang bersel banyak (multiseluler). Pada mikroorganisme yang
bersel satu (uniseluler) pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya sel tersebut.
Setiap sel tunggal setelah mencapai ukuran tertentu akan membelah menjadi
mikroorganisme yang lengkap, mempunyai bentuk dansifat fisiologis yang sama.
Pertumbuhan jasad hidup, dapat ditinjau dari dua segi, yaitu pertumbuhan sei
secara individu dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi.
Pertumbuhan
sel diartikan sebagai adanya penambahan volume serta bagian-bagian sel lainnya,
yang diartikan pula sebagai penambahan kuantiatas isi dan kandungan didalam
selnya. Pertumbuhan populasi merupakan akibat dari adanya pertumbuhan individu,
misal dari satu sel menjadi dua, dari dua menjadi empat ,empat menjadi delapan,
dan seterusnya hingga berjumlah banyak.Pada mikroorganisme, pertumbuhan
individu (sel) dapat berubah langsung menjadi pertumbuhan populasi. Sehingga
batas antara pertumbuhan sel sebagai individu serta satu kesatuan populasi yang
kemudian terjadi kadang-kadang karena terlalu cepat perubahannya, sulit untuk
diamati dan dibedakan. Pada pertumbuhan populasi bakteri misalnya, merupakan
penggambaran jumlah sel atau massa sel yang terjadi pada saat tertentu.
Kadang-kadang didapatkan bahwa konsentrasi sel sesuai dengan jumlah sel perunit
volume, sedang kerapatan sel adalah jumlah materi perunit volume.
Penambahan
dan pertumbuhan jumlah sel mikroorganisme pada umumnya dapat digambarkan dalam
bentuk kurva pertumbuhan. Kurva tersebut merupakan penjabaran dari penambahan
jumlah sel dalam waktu tertentu, misal bernilai b, maka:
a. Pada generasi
pertama, b = 1×2
b. Pada generasi
kedua,b = 1×22
c. Pada generasi ke-n,b
= 1x2n sehingga akhirnya: b=a x 2n
Dengan perhitungan
logaritma, persamaan dapat dituliskan menjadi :
Log b = log 10a + alog
102
= log 10a + 0,301 n
= log 10b – log 10a
atau n = 0,301
Pertumbuhan
bakteri dalam biak statik akan mengikuti kurva pertumbuhan. Jika bakteri
ditanam dalam suatu larutan biak, maka bakteri akan terus tumbuh sampai salah
satu faktor mencapai minimum dan pertumbuhan menjadi terbatas. Pertumbuhan biak
bakteri dengan mudah dapat dinyatakan secara grafik dengan logaritme jumlah sel
hidup terhadap waktu. Suatu kurva pertumbuhan punya bentuk sigmoid dan dapat
dibedakan dalam beberapa tahap pertumbuhan. Ada beberepa tahap pertumbuhan
yaitu : terdapat kurva pertumbuhan atau gambar.
-Tahap ancang-ancang
yang mencakup interval waktu antara saat penanaman dan saat tercapainya
kecepatan pembelahan maksimum, lamanya tahap ancang-ancang ini terutama
tergantung dari biak wal, umur bahan yang ditanam dan juga dari sifat larutan
biak.
-Tahap eksponensial;
Pada tahap pertumbuhan eksponensial terciri oleh kecepatan pembelahan maksimum
yang konstan kecepatan pembelahan diri sepanjang tahap log bersifat spesifik
untuk tiap jenis bakteri dan tergantung lingkungan.
-Tahap stationer; Tahap
ini dimulai kalau sel-sel sudah tidak tumbuh lagi. Kecepatan pertumbuhan
tergantung dari kadar substrat, menurunnya kecepatan pertumbuhan sudah terjadi
ketika kadar subtrat berkurang sebelum subtrat habis terpakai. Massa bakteri
yang dicapai pada tahap stationer dinamakan hasil atau keuntungan.
-Tahap kematian; Pada
tahap kematian dan sebab-sebab kematian sel bakteri dalam larutan biak normal
masih kurang diteliti. Ada kemungkinan bahwa sel-sel dihancurkan oleh pengaruh
enzim asal sel sendiri (otolisis)Pertumbuhan bakteri dalam biak sinambung tidak
akan mengikuti kurva pertumbuhan.
2.3
Flora Normal dalam tubuh manusia
Manusia
secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikrobe tidak
hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang
secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota.
(Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, 2008: 545)
Penggolongan Flora
Normal Tubuh Manusia. Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat
kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Mikroorganisme tetap/normal (resident
flora/indigenous)
Yaitu
mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu
dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik
jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora
normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora
normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan
makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh
memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme
ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya :
Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans.
(massofa.wordpress.com, 2008)
2. Mikroorganisme sementara (transient flora)
Yaitu
mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan
selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu.
Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat
disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak
menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika
flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan
menimbulkan penyakit. (massofa.wordpress.com, 2008)
Peran Flora Normal
Tubuh Manusia
Mikroorganisme
yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal. Pertumbuhan
pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor-faktor biologis seperti suhu,
kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat.
Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan
yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang
hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap di
saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan.
Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah
kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan
bakteri.
Mekanisme
gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat
pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh
produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin
(bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang
cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain
pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen.
(Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology),
2005: 277-279)Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan
oleh flora adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal.
Sebaliknya,
flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai organisme
ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang diperankan
oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam
aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s,
Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 279)
Streptococcus
viridans, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila masuk ke
aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup
jantung yang abnormal dan mengakibatkan subacute bacterial endocarditis.
Bacteroides yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis
mengikuti suatu trauma. (Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI, Mikrobiologi
Kedokteran, 1994: 30)
Spesies
Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar dan
tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum
atau jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma, mereka
menyebabkan supurasi dan bakterimia. Terdapat banyak contoh tetapi yang penting
adalah flora normal tidak berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada
tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat
menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan
jika terdapat faktor-faktor
predisposisi. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, Mikrobiologi Kedokteran
(Medical Microbiology), 2005: 279)
Penyebaran dan
Terjadinya Mikrobiota Manusia.
Flora
normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung
dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital,
mata, dan telinga. Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
1. Kulit
Kulit
secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-benda,
tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai
untuk pertumbuhannya. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar
Mikrobiologi, 2008: 548)
2. Hidung dan Nasofaring (“nasopharynx”)
Flora
utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus (S. epidermidis, S.
aureus) dan streptokokus. (Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, Mikrobiologi
Kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 280)
3. Mulut
Kelembapan
yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga
partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak
bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu. (Michael J. Pelczar,
Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 549)
4. Orofaring (“oropharinx”)
Orofaring (bagian belakang mulut) juga
dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga
difteroid. Tetapi kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli
orofaring ialah streptokokus α-hemolitik, yang juga dinamakan Streptokokus
viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan memperlihatkan
adanya Branchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-galur
pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).
5. Perut
Isi
perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam
sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi
segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir
perut pun menurun. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar
Mirobiologi, 2008: 556)
6. Usus Kecil
Usus
kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di
antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam
jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus
gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterokokus, laktobasilus, dan
difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil
ini. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008:
556)
7. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon
atau usus besar, mengandung populasi mikrobe yang terbanyak. Telah diperkirakan
bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012
organisme per gram. (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar
Mirobiologi, 2008: 556)
8.
Saluran Kemih Kelamin
Pada
orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung
kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada uretra
(saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita.
Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek
antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya
epitelium terbilas oleh air seni.
9. Mata (Konjungtiva) dan Telinga
Mikroorganisme
konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium xerosis), S. epidermidis
dan streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai
spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam
keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.
(Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s
10. Bakteri di Darah dan jaringan
Pada
keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang karena
manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora
komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal
mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal
seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran
kemih. Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau
protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan
infeksi. (Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI, Mikrobiologi Kedokteran, 1994:
32)
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Mikroba
adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya
diperlukan alat bantuan.Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik.
Mikroba dapat hidup atau tumbuh berkembang di udara, air dan makanan. Manusia
secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikrobe tidak
hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang
secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal.
3.2
Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan pada mahasiswa
Daftar Pustaka
Singleton, P. 1992.
Introduction to Bacteria for Student of Biology Biotecnology and Medicine. New
york: Academyc Press. Inc.
www.google.com/by
zaifbio | MIKROBIOLOGI
Suriawiria. 1993. Budi
Daya Ikan dan Pengelolaannya. Jakarta: Penebar Swadaya
0 komentar