Followers

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar

]

Mikologi

Diposting oleh Unknown Sabtu, 28 September 2013


BAB II
PEMBAHASAN
                   
2.1 Mikologi
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan.
Kajian dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur (mushroom culture). Mikologi sangat besar pengaruhnya terhadap fitopatologi karena banyak penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur; sehingga pernah fitopatologi disebut sebagai mikologi terapan (applied mycology).
a.      Klasifikasi Jamur
Umumnya bersel banyak (multiseluler), bersifat eukariotik (memiliki membran inti sel), tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat heterotrof ( tidak mampu membuat makanan sendiri), ada yang bersifat parasit, ada yang bersifat saprofit, dan ada yang bersimbiosis (mutualisme) membentuk lichenes.
Dinding sel dari bahan selulose dan ada yang dari bahan kitin. Tubuh terdiri dari benang – benang halus yang disebut Hifa. Struktur hifa yang bercabang membentuk suatu anyaman di sebut dengan Miselium, yang berfungsi menyerap zat – zat organik pada subtrat / medium. Bagian yang terletak antara kumpulan hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit memiliki houstorium, yaitu hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel inangnya.
Reproduksi ada yang secara vegetatif / aseksual dan ada yang secara generatif / seksual. Secara vegetatif dengan spora, tunas, konidia, maupun fragmentasi. Secara generatif dengan konjugasi membentuk zygospora, askospora, dan basidiospora. Memiliki keturunan diploid yang singkat (berumur pendek).  Habitat di tempat lembab, mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang cahaya  matahari.
1.    Zygomycota
Zygomycota dikenal sebagai jamur zigospora (bentuk spora berdinding tebal
a.    Ciri-ciri Zygomycota
  • Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
  • Dinding sel tersusun dari kitin.
  • Reproduksi aseksual dan seksual.
  • Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh :
  •  Rhizophus stolonifer, Tumbuh pada roti
  • Rhizophus oryzae,  Jamur  tempe
  • Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
  • Mucor mucedo, Saprofit pada  kotoran ternak dan makanan
http://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/fungi_rizopus.jpg?w=545
b.  Reproduksi Zygomiyota
1.   Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon. Sporangium menghasilkan spora baru.
2.   Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan. Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid. Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid. Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium. Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
http://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/fungi_rizopus-repro.jpg?w=545&h=332
2.   Ascomycota
a.   Ciri-ciri Ascomycota
  1. Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
  2. Bersel satu atau bersel banyak.
  3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
  4. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
  5. Dinding sel dari zat kitin.
  6. Reproduksi seksual dan aseksual.
b.   Contoh:
  • Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapat mengembang, dan mengubah glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan tape).
  http://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/fungi_fermentasi.jpg?w=545
  • Penicilium
    • Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
    • Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
    • Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
    • Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
  • Aspergilus
    • Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
    • Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah
    • Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin yang  menyebabkan kanker hati (hepatitis)
  • Aspergillus fumigatus, penyebab Penyakit paru-paru pada  aves
  • Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
  • Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika, karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.
  • Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina
http://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/fungi_ascomycota.jpg?w=545
http://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/fungi_repro-ascomycota.jpg?w=545&h=373
Reproduksi Ascomycota
3.   Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada (basidia)
a.   Ciri-ciri Basidiomycota
  1. Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
  2. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
  3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
  4. Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia).
b.  Contoh Basidiomycota
  • Volvariela volvacea (jamur merang)
  • Auricularia polytricha (jamur kuping)
  • Pleurotus sp (jamur tiram)
  • Polyporus giganteus (jamur papan)
  • Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang mematikan
  • Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
  • Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung
  • Ganoderma aplanatum (jamur kayu)
  • Jamur Shitake
http://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/fungi_repro-basidiomycota.jpg?w=545&h=368http://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/fungi_repro-basidiomycota2.jpg?w=545&h=396
Reproduksi Basidiomycota
4.   Deuteromycota
Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya), karena  belum diketahui perkembangbiakannya  secara seksual
a.    Ciri-ciri Deuteromycota
  • Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
  • Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
  • Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
  • Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya
b.   Contoh Deuteromycota
  • Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
  • Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
  • Melazasia fur-fur, penyebab panu.
  • Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
  • Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
  • Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
http://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/fungi_deuteromycota.jpg?w=545&h=383
b.      Pertumbuhan dan pengisolasian jamur
PDA (potato Destrose Agar) merupakan media yang biasa digunakan untuk menumbuhkan jasad renik. PDA termasuk media buatan karena komposisi serta kandungan unsur-unsur di dalamnya tidak diketahui secara pasti.
Cara kerja PDA yaitu kentang dipotong kecil ukuran dadu kemudian ditimbang seberat 100 gr. Kemudian potong kecil-kecil agar batang kemudian timbang sebanyak 10 gr. Setelah itu rebus kentang dalam air sampai sarinya keluar dan kemudian diambil ekstraknya. Lalu masukkan kentang kedalam tabung erlenmeyer 500 ml dan masukkan dextrose/gula pasir dan agar sedikit demi sedikit sambil terus diaduk (jangan sampai menggumpal). Kemudian tutup dengan kertas alumunium foil dan bungkus dengan plstik tahan panas kemudian sterilkan dengan menggunakan autoklaf dengan suhu 121o C IV.

Adapun tujuan dari Penggunaan media ini yaitu antara lain:

1.  menumbuhkan dan emelihara suatu biakan jasad renik
2. mempelajari pengaruh jasad renik terhadap suatu zat di dalam media atau sebaliknya (seperti penelitian asisten saya ,siti aisyah, dia meneliti tentang pengaruh ekstrak daunsirih terhadap pertumbuhan patogen Pitium penyebab penyakit Lodoh/Dumping off.)
3.   mendapatkan zat-zat yang dihasilkan zasad renik

Pengisolasian jamur

Sampel dicari dari lapang, yaitu tubuh buah jamur atau miselium jamur yang tumbuh pada sisa-sisa bahan organik yang melapuk. Siapkan medium PDA yang diberi antibiotik kemicetin. Antibiotik ini banyak dijual diapotik-apotik. Medium ini dituang ke dalam cawan petri steril. Bersihkan sampel tersebut dari tanah atau dari kotoran lain, membersihkannya cukup dengan tangan saja (sudah dicuci dengan alkohol tentunya dan aseptis). Secara aseptis sampel jamur dipotong kecil-kecil. Kalau badan buah cukup besar, ambil bagian yang paling dalam atau bagian yang tidak kontak dengan luar. Kalau sampelnya kecil, cukup dipotong-potong saja. Secara aseptis masukkan potongan tubuh buah/miselium jamur tersebut ke dalam cawan yang telah berisi medium PDA.
Setiap hari diamati pertumbuhan jamur yang di isolasi. Biasanya dalam waktu 2 -3 hari jamur sudah mulai tumbuh. Segera pisahkan jamur tersebut ke dalam medium PDA yang lain. Ulangi langkah ini hingga diperoleh isolat jamur yang murni dan terbebas dari kontaminan.Biasanya pada sub kultur terakhir tidak dipakai antibiotik kemicetin.  Jamur yang sudah berhasil diisolasi segera diperbanyak dan disimpan. Biasanya sangat sulit mendapatkan isolat jamur makro dari sampel tanah. Cara paling mudah untuk mengisolasi jamur makro adalah dari tubuh buahnya.

c.        Mikosis Superficial, Kutan Sub kutan dan Sistemik

1.Mikosis Superficial

Mikosis Superfisial merupakan penyakit kulit yany disebabkan oleh jamur yang menyerang kulit pada bagian epidermis yang mengandung keratin yaitu Stratum korneum basale misalnya : kulit, rambut, kuku. Penyakit ini banyak ditemukan di Indonesia dan merupakan penyakit rakyat. Berdasarkan topografinya ( bentuk klinis ) Mikosis Superfisial ada 2 yaitu :
1. Dermatofitosis
2. Non dermatofitosis

1.Dermatofitosis
Penyakit yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofit, jamur ini dapat mencerna keratin kulit  ( keratinofilik ), sehingga jamur ini dapat menyerang lapisan kulit mulai dari stratum korneum sampaim stratum basalis. Penyebabnya adalah genus : Trichophyton, Epidermophyton, Microsporum.Penularan penyakit ini melalui : Kontak langsung , kontak tak langsung ( alat-alat ) dari penderita ( manusia / Antropofilik ). Berdasarkan daerah infeksi  ada beberapa istilah yaitu :
- Tinea Capitis ( jamur yang menyerang daerah kepala )
- Tinea Barbae  ( menyerang daerah jenggot )
- Tinea Fasei ( menyerang pada muka )
- Tinea Cruris ( menyerang daerah pantat )
- Tinea Pedis ( menyerang kaki )
- Tinea unguium ( menyerang kuku )
- Tinea Corporis ( menyerang badan )
- Tinea interdigitalis  ( menyerang jari kaki, tangan )

2. Non Dermatofitosis
Infeksi non dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar , karena jamur ini tidak dapat mencerna keratin kulit sehingga hanya menyerang lapisan kulit bagian luar. Yang termasuk jamur non dermatofitosis antara lain : Pitiriasis versicolor, Tinea nigra palmaris, Piedra.     

            2. Mikosis Kutan

            Kandidiasis adalah merupakan infeksi jamur yang disebabkan oleh organisme jamur (ragi) yang disebut Candida albicans.
Gejala:
  • Abnormal keputihan, tebal, putih (seperti susu asam).
  • Vagina gatal dan luka.
  • Kemerahan pada vulva.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Nyeri selama melakukan hubungan seksual.

Penyebab dan faktor risiko Kandidiasis
Candida albicans adalah jamur dimorfik yang mampu untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda. Mereka biasanya menghuni permukaan dan lapisan lendir tubuh manusia. Ini termasuk mulut, saluran pencernaan rongga vagina dll.Biasanya ditemukan dalam jumlah kecil di mulut, saluran vagina, pencernaan dan kulit.(sekitar 25% wanita memiliki organisme ini tanpa menimbulkan gejala).
Infeksi Jamur

Gejala kandidiasis muncul ketika jumlah jamur tumbuh dan melampaui keseimbangan dalam kaitannya dengan mikroorganisme lainnya yang biasanya ada di vagina. Jamur ini biasanya muncul setelah perawatan dengan antibiotik yang diresepkan untuk hal lain, karena antibiotik mengubah keseimbangan normal organisme dalam vagina. Penyakit ini juga dapat terjadi dalam hubungan dengan penyakit lain seperti diabetes, kehamilan, minum pil atau masalah yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh (AIDS atau HIV).
 yang paling umum dari infeksi ini adalah gatal labial atau vagina (pruritus). Kadang-kadang ada cairan putih pada vagina. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan peradangan vagina dan plak putih kering pada dinding vagina.
Kandidiasis vagina tidak dianggap sebagai penyakit menular seksual, tetapi 12 sampai 15% pria mengalami gejala gatal dan pada penis setelah melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi.
Untuk infeksi yang tidak mengacu pada terapi atau berulang setelah perawatan, dapat menjadi tanda pertama atau setidaknya tanda bahwa individu terinfeksi HIV .
Wanita dan pria dengan HIV yang telah mengembangkan AIDS mungkin telah menyebar dari infeksi oleh jamur candida, termasuk kandidiasis oral (mulut), kandidiasis esofagus (dalam kerongkongan), dan kandidiasis kutan (kulit).Gejala biasanya menghilang sepenuhnya dengan perawatan yang memadai.

Pencegahan Kandidiasis
Hindari kelembaban berlebihan dalam celana dalam dan pembalut. Pakailah ukuran yang agak longgar. Cuci pakaian olahraga setelah digunakan.

Pengobatan Kandidiasis
Pengobatan dapat dilakukan sendiri dengan krim vagina miconazole atau clotrimazole. Persistent gejala harus dievaluasi oleh dokter kandungan.


            3. Mikosis Sub kutan
Sub kutan Adalah Infeksi oleh jamur yang mengenai kulit, mengenai lapisan bawah kulit meliputi otot dan jaringan konektif (jaringan subkutis) dan tulang.

1.       Sporotrichosis : Akibat infeksi Sporothrix schenckii, yang merupakan jamur degan habitat pada tumbuh-tumbuhan atau kayu. Invasi terjadi ke dalam kulit melalui trauma, kemudian menyebar melalui aliran getah bening. Klinis : Terbentuk abses atau tukak pada lokasi yang terinfeksi, Getah bening menjadi tebal, Hampir tidak dijumpai rasa sakit, terkadang penyebaran infeksi terjadi juga pada persendian dan paru-paru. Akibat secara histologi adalah terjadinya peradangan menahun, dan nekrosis.

Pengobatan : Pada kasus infeksi dapat sembuh dengan sendirinya walaupun menahun, meskipun demikian dapat juga diberikan Kalium iodida secara oral selama beberapa minggu.

2.       Kromoblastosis : infeksi kulit granulomatosa progresif lambat yang disebabkan oleh Fonsecaea pedrosoi, Fronsecaea compacta, Phialophora verrucosa, Cladosporium carrionii. Habitat jamur ini adalah di daerah tropik, terdapat di dalam tumbuhan atau tanah, di alam berada dalam keadaan saprofit. Klinis : Terbentuknya nodul verrucous atau plaque pada jaringan subkutan.

Jamur masuk melalui trauma ke dalam kulit biasanya pada tungkai atau kaki, terbentuk pertumbuhan mirip kutil tersebar di aliran getah bening .

Pencegahan : Pemakaian sepatu pada saat beraktifitas di lingkungan terbuka (lapangan tanah, sawah, kebun dll.)

Pengobatan : Dilakukan pembedahan pada kasus lesi yang kecil, sedangkan untuk lesi yang lebih besar dilakukan kemoterapi dengan flusitosin atau itrakonazol.



3.       Mycetoma (madura foot) : Infeksi pada jaringan subkutan yang disebabkan oleh jamur Eumycotic mycetoma dan atau kuman (mikroorganisme) mirip jamur yang disebut Actinomycotic mycetoma.

Klinis : ditandai dengan pembengkakan seperti tumor dan adanya sinus yang bernanah. Jamur masuk ke dalam jaringan subkutan melalui trauma, terbentuk abses yang dapat meluas sampai otot dan tulang. Jamur terlihat terlihat sebagai granula padat dalam nanah. Jika tidak diobati maka lesi-lesi akan menetap dan meluas ke dalam dan ke perifer sehingga berakibat pada derormitas.

Pencegahan : Pemakaian sepatu pada saat beraktifitas di lingkungan terbuka ( lapangan tanah, sawah, kebun dll.)

Pengobatan : dengan kombinasi streptomisin, trimetropin-sulfametoksazol, dan dapson pada fase dini sebelum terjadi demorfitas. Pembuatan drainase melaui pembedahan dapat membantu penyembuhan.


            4. Mikosis Sistemik

Cryptococcus neofarmans adalah jamur seperti ragi (yeast like fungus) yang ada dimana-mana di seluruh dunia. Jamur ini menyebabkan penyakit jamur sistemik yang disebut cryptococcosis, dahulu dikenal dengan nama Torula histolitica. Jamur ini paling dikenal sebagai penyebab utama meningitis jamur dan merupakan penyebab terbanyak morbiditas dan mortalitas pasien dengan gangguan imunitas. Cryptococcus neofarmans dapat ditemukan pada kotoran burung (terutama merpati), tanah, binatang juga pada kelompok manusia (colonized human). Gejalanya seperti meningitis klasik yang melibatkan meningitis secara difus. Dengan adanya AIDS, insiden cryptococcal meningitis meningkat drastis. Di Amerika, meningitis ini termasuk lima besar penyebab infeksi oportunistik pada pasien AIDS. Infeksi pertama biasanya melalui inhalasi sehingga terbentuk focus primer pada paru yang biasanya asimptomatik dan sembuh spontan. Dari focus primer ini dapat terjadi penyebaran hematogen ke tulang, visera dan otak. Infeksi otak dapat menimbulkan penyakit yang progresif dan fatal.
Pada infeksi umum, jamur tersebar di tubuh atau mengakibatkan infeksi dalam organ tubuh, yang kadang-kadang dapat membahayakan jiwa. Infeksi jamur (mikosis) sistemik jarang dijumpai, tetapi berbahaya dan sifatnya kronis. Amfoterisin B merupakan obat jamur yang efektif untuk infeksi sistemik yang berat. Dikarenakan toksisitasnya, obat ini harus diberikan dengan infus di rumah sakit oleh tenaga medis yang kompeten.
Amfoterisin B berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur. Ikatan ini akan menyebabkan membran sel bocor sehingga terjadi kehilangan bahan intrasel dan mengakibatkan kerusakan yang tetap pada sel.
Disamping Amfoterisin B, Ketokonazol adalah suatu obat jamur untuk infeksi sistemik yang berspektrum luas.

Penggolongan Obat Jamur Sistemik
Obat jamur untuk infeksi jamur sistemik:
    1. Amfoterisin B. Obat ini dapat menghambat aktivitas Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans, Coccidioides immitis, beberapa spesies Candida, Torulopsis glabrata, Rhodotorula, Blastomyces dermatitis, Paracoc braziliensis, beberapa strain Aspergillus, Sporotrichum schenckii, Microsporum audiouini dan spesies Trichophyton.
    2. Flusitosin. Obat ini efektif untuk pengobatan Kriptokokosis, Kandidosis, Kromomikosis, Torulopsis dan Aspergilosis.
d.      Jamur-jamur Oportunistik
Infeksi oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Mereka membutuhkan “kesempatan” untuk menginfeksi seseorang.
Dalam tubuh anda terdapat banyak kuman – bakteri, protozoa, jamur dan virus. Saat sistim kekebalan anda bekerja dengan baik, sistim tersebut mampu mengendalikan kuman-kuman ini. Tetapi bila sistim kekebalan dilemahkan oleh penyakit HIV atau oleh beberapa jenis obat, kuman ini mungkin tidak terkuasai lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Infeksi yang mengambil manfaat dari lemahnya pertahanan kekebalan tubuh disebut “oportunistik”. Kata “infeksi oportunistik” sering kali disingkat menjadi “IO”.
Anda dapat terinfeksi IO, dan “dites positif” untuk IO tersebut, walaupun anda tidak mengalami  penyakit tersebut. Misalnya, hampir setiap orang dengan HIV akan menerima hasil tes positif untuk sitomegalia (Cytomegalovirus atau CMV). Tetapi penyakit CMV itu sendiri jarang dapat berkembang kecuali bila jumlah CD4 turun di bawah 50, yang menandakan kerusakan parah terhadap sistem kekebalan.
Untuk menentukan apakah anda terinfeksi IO, darah anda dapat dites untuk antigen (potongan kuman yang menyebabkan IO) atau untuk antibodi (protein yang dibuat oleh sistem kekebalan untuk memerangi antigen). Bila antigen ditemukan artinya anda terinfeksi. Ditemukan antibodi berarti anda pernah terpajan infeksi. Anda mungkin pernah menerima imunisasi atau vaksinasi terhadap infeksi tersebut, atau sistem kekebalan anda mungkin telah “memberantas” infeksi dari tubuh, atau anda mungkin terinfeksi.
Jika anda terinfeksi kuman yang menyebabkan IO, dan jika jumlah CD4 anda cukup rendah sehingga memungkinkan IO berkembang, dokter anda akan mencari tanda penyakit aktif. Tanda ini tergantung pada jenis IO.
IO dan AIDS
Orang yang tidak terinfeksi HIV dapat mengalami IO jika sistem kekebalannya rusak. Misalnya, banyak obat yang dipakai untuk mengobati kanker dapat menekan sistem kekebalan. Beberapa orang yang menjalani pengobatan kanker dapat mengalami IO.
HIV memperlemah sistem kekebalan, sehingga IO dapat berkembang. Jika anda terinfeksi HIV dan mengalami IO, anda mungkin AIDS.Di Indonesia, Departemen Kesehatan bertanggung jawab untuk memutuskan siapa yang AIDS. Depkes mengembangkan pedoman untuk menentukan IO yang apa mendefinisikan AIDS. Jika anda HIV, dan mengalami satu atau lebih IO “resmi” ini, maka anda AIDS.
Apa IO yang paling umum?
Pada tahun-tahun pertama epidemi AIDS, IO menyebabkan banyak penyakit dan kematian. Namun, setelah orang mulai memakai terapi antiretroviral (ART), lebih sedikit orang yang mengalami IO. Tidak jelas berapa banyak orang dengan HIV akan jatuh sakit dengan IO tertentu.
Pada perempuan, masalah kesehatan di daerah vagina dapat menjadi tanda awal infeksi HIV. Masalah ini, antara lain, termasuk penyakit radang panggul dan vaginosis bakteri.
IO yang paling umum terlampir di sini, bersama penyakit yang biasa disebabkannya, dan jumlah CD4 waktu penyakit menjadi aktif:
  • Kandidiasis (thrush) adalah infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina. Rentang CD4: dapat terjadi bahkan dengan CD4 yang agak tinggi.
  • Virus sitomegalia (CMV) adalah infeksi virus yang menyebabkan penyakit mata yang dapat mengakibatkan kebutaan. Rentang CD4: di bawah 50.
  • Berbagai macam virus herpes simpleks dapat menyebabkan herpes pada mulut atau alat kelamin. Ini adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika anda mengidap HIV, perjangandannya dapat jauh lebih sering dan lebih parah. Penyakit ini dapat terjadi pada jumlah CD4 berapa pun.
  • Malaria adalah umum di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini lebih umum dan lebih parah pada orang terinfeksi HIV.
  • Mycobacterium avium complex (MAC atau MAI) adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan demam kambuhan, rasa sakit umum, masalah pada pencernaan, dan kehilangan berat badan yang parah. Rentang CD4: di bawah 75.
  • Pneumonia Pneumocystis (PCP) adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru) yang berbahaya. Rentang CD4: di bawah 200. Sayangnya, IO ini masih umum terjadi pada orang yang belum mengetahui dirinya terinfeksi HIV.
  • Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi protozoa otak. Rentang CD4: dibawah 100.
  • Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru-paru, dan dapat menyebabkan meningitis (radang selaput otak). Rentang CD4: Setiap orang dengan HIV yang dites positif terpajan TB sebaiknya diobati.
Pencegahan IO
Sebagian besar kuman yang menyebabkan IO sangat umum, dan mungkin anda telah membawa beberapa dari infeksi ini. Anda dapat mengurangi risiko infeksi baru dengan tetap menjaga kebersihan dan menghindari sumber kuman yang diketahui yang menyebabkan IO.
Meskipun anda terinfeksi beberapa IO, anda dapat memakai obat yang akan mencegah pengembangan penyakit aktif. Pencegahan ini disebut profilaksis. Cara terbaik untuk mencegah IO adalah untuk memakai ART.
e.       Aktimonicetis

Aktinomisetes merupakan bentuk peralihan antara bakteri dan jamur yang umumnya terdapat pada tanah. Aktinomisetes sangat berpotensi menghasilkan senyawa bioaktif yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit tanaman, Penyakit tanaman yang banyak merugikan adalah penyakit rebah semai (damping-off) yang disebabkan oleh R. solani. R. solani merupakan jamur patogen tanaman yang menyerang tanaman pisang muda, teh, kopi, kacang tanah, tomat, padi,sawi dan cabai.
 Hasil seleksi isolat aktinomisetes endogenus dari tanah gambut Riau terhadap R. solani dengan metode agar disk diperoleh 7 isolat yang memiliki aktivitas daya hambat.Isolat yang menghasilkan aktivitas adalah L18 ( 3,2 cm), MH23 (2,2 cm), L12 (2,1 cm), L15 (2.1cm), L313 (1,0 cm),SM11 (2,1 cm) dan SM12 (1,9 cm). Uji aktivitas isolat aktinomisetes terpilih dalam medium fermentasi hanya 5 isolat yang memiliki aktivitas yaitu LI8(4,5cm), MH23 (3,1 cm). Masa inkubasi masing-masing isolate aktinomisetes dalam memproduksi senyawa bioaktif berbeda-beda. Isolat L18, L12 dan L313 optimal pada waktu inkubasi 10 hari, isolat SM11 danMH23 masing-masing pada hari ke 7 dan 9 dalam medium Casein Gliserol Agar. Hasil karakterisasi isolat aktinomisetes LI 2 filamennya membentuk rantai spora. Umumnya isolat aktinomisetes terseleksi memiliki kemampuan menghasilkan enzim protease dan amilase.
Uji fermentasi senyawa karbon inkubasi selama 5 hari bereaksi negatif. Isolat aktinomisetes yang berpotensi menghasilkan senyawa bioaktif dapat digunakan untuk mengatasi penyakit rebah semai (damping-off) yang disebabkan oleh R. Solani pada tanaman sawi dan cabe. Dengan demikian dimasa yang akan datang aktinomisetes yang mengandung senyawa bioaktif diharapkan dapat menjadi alternative pengganti fungisida untuk menangani tanaman sawi dan cabe yang diserang oleh jamur patogen R. solani. Sehingga diperoleh produk pertanian sawi dan cabe yang organik.

f.       Hipersensifitas pada Jamur
g.       Mikotoksin
Mikotoksin, cukup familiar kita mendengar istilah ini. Mikotoksin bisa dimaknai sebagai zat metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur dan bersifat racun (toksik). Saat terkonsumsi ayam, produktivitas ayam akan menurun, baik berupa hambatan pertumbuhan, penurunan produksi telur atau bahkan kematian. Tidak hanya itu, zat metabolit ini juga berperan sebagai immunosuppressant, yakni agen yang mampu melemahkan sistem kekebalan tubuh maupun menjadikan respon tubuh dalam pembentukan antibodi hasil vaksinasi kurang optimal. Akibatnya tubuh ayam menjadi lebih mudah terinfeksi bibit penyakit.
Jenis Mikotoksin
Aflatoksin merupakan salah satu contoh jenis mikotoksin yang paling banyak dibicarakan di Indonesia, meski sebenarnya masih ada lebih dari 300 mikotoksin (Dr Simon M Shane). Tabel 1 menunjukkan beberapa mikotoksin yang relatif sering dijumpai.
Mikotoksin dapat muncul sepanjang alur pengadaan ransum, mulai penanaman, panen sampai penyimpanan. Bisa jadi sebelum bahan baku ransum dipanen, sudah terkontaminasi mikotoksin. Fusarium, penghasil mikotoksin jenis zearalenone, trichothecenes, fumonisin, merupakan contoh jamur yang paling sering mengkontaminasi selama masa penanaman. Sedangkan jamur yang sering mengkontaminasi selama di gudang penyimpanan ialah Aspergillus dan Penicillium yang menghasilkan aflatoksin dan ochratoksin.
Berdasarkan data survei mikotoksin di Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam) pada 2009, menunjukkan bahwa aflatoksin B1 dan fumonisin paling sering ditemukan mengkontaminasi bahan baku ransum (jagung, gandum, bekatul, bungkil kedelai, corn gluten meal, DDGS) maupun ransum jadi dengan persentase sampel positif mencapai 52% dan 58%. Inilah yang menjawab pernyataan kenapa aflatoksin paling familiar di peternak kita.

http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/penyakit/2010/Oktober/S_Gbr1.jpg

Bahayanya Mikotoksin
Ayam pedaging yang mengkonsumsi ransum terkontaminasi mikotoksin terbukti pertumbuhannya terhambat. Hal ini setidaknya pernah dibuktikan dari percobaan yang dilakukan oleh Jones et al. (1982) pada tabel 2. Terlihat semakin besar konsentrasi aflatoksin, pertumbuhan ayam menjadi terhambat.
Tabel 2. Pengaruh Aflatoksin terhadap Performan Ayam Pedaging
http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/penyakit/2010/Oktober/S_Gbr2.jpg
Begitu pula pada ayam petelur. Adanya kontaminasi mikotoksin akan mengakibatkan penurunan produksi telur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kasus “blood spot” dapat dipicu karena aflatoksin. Kualitas kerabang telur juga menurun karena aflatoksin akan menghambat proses konversi vitamin D3 yang terkandung dalam ransum menjadi bentuk aktif. Adanya mikotoksin ini akan mengakibatkan penurunan kadar protein serum, lipoprotein dan karotenoid.

http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/penyakit/2010/Oktober/S_Gbr3.jpg

Kasus “blood spot” karena aflatoksin
(Sumber : WATT Poultry)
 
http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/penyakit/2010/Oktober/S_Gbr4.jpg

Bintik-bintik putih pada paru-paru karena serangan spora Aspergillus
(Sumber : ThePoultrySite)

http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/penyakit/2010/Oktober/S_Gbr5.jpg

Ukuran bursa Fabricius lebih kecil (b) akibat aflatoksin dibandingkan normal (a)
(Sumber : Anonimous)
Kematian akibat mikotoksin juga bukan suatu keniscayaan. Hal ini seringkali disebabkan kerusakan organ-organ vital ayam, seperti paru-paru, kantung udara, hati maupun ginjal. Selain itu, efek immunosuppressive juga mengakibatkan sistem pertahanan tubuh ayam lemah (mudah terinfeksi penyakit) dan pembentukan titer antibodi hasil vaksinasi menjadi kurang optimal.

http://info.medion.co.id/images/stories/infomedion/penyakit/2010/Oktober/S_Gbr6.jpg

Ochratoksin mengakibatkan ginjal bengkak dan pucat
(Sumber : ThePoultrySite)

Yang Mesti Kita Lakukan
Kerugian yang besar akibat kontaminasi mikotoksin ini memaksa kita melakukan berbagai upaya untuk mencegahnya. Yah, untuk kasus mikotoksin pencegahan tumbuhnya jamur menjadi langkah awal terpenting yang harus kita lakukan.
Mengapa? Saat jamur telah tumbuh pada bahan baku pakan maka bisa dipastikan mikotoksin telah terbentuk. Dan lagi, untuk membasmi jamur sangatlah mudah, misalnya dengan pemanasan, namun tidak demikian dengan mikotoksin yang memerlukan treatment yang lebih banyak, baik perlakuan fisik, kimia maupun biologi, sehingga kurang efisien.
Beberapa langkah pencegahan yang bisa kita lakukan ialah
  • Melakukan pemeriksaan kualitas bahan baku secara rutin, terutama saat kedatangan bahan baku atau ransum. Hendaknya kita tidak segan untuk mereject jika ditemukan ransum yang terkontaminasi jamur, mengingat fenomena jamur ini seperti fenomena gunung es. Selain itu, pastikan kadar airnya tidak terlalu tinggi, > 14% sehingga bisa menekan pertumbuhan jamur
  • Atur manajemen penyimpanan bahan baku ransum. Berikan alas (pallet) pada tumpukan bahan baku dan atur posisi penyimpanan sesuai dengan waktu kedatangannya (first in first out, FIFO). Perhatikan suhu dan kelembaban tempat penyimpanan. Hindari penggunaan karung tempat ransum secara berulang dan bersihkan gudang secara rutin. Saat ditemukan serangga, segera atasi mengingat serangga mampu merusak lapisan pelindung biji-bijian sehingga bisa memicu tumbuhnya jamur
  • Saat kondisi cuaca tidak baik, terutama musim penghujan, tambahkan mold inhibitors (penghambat pertumbuhan jamur), seperti asam organik atau garam dari asam organik tersebut. Asam propionat merupakan mold inhibitors yang sering digunakan
Saat jamur dan mikotoksin telah ditemukan mengkontaminasi ransum, beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menekan efek mikotoksin ini antara lain :
  • Membuang ransum yang terkontaminasi jamur dengan konsentrasi tinggi, mengingat mikotoksin ini sifatnya sangat stabil
  • Jika yang terkontaminasi sedikit, bisa dilakukan pencampuran dengan bahan baku atau ransum yang belum terkontaminasi. Tujuannya tidak lain untuk menurunkan konsentrasi mikotoksin. Namun yang perlu diperhatikan ialah bahan baku ini hendaknya segera diberikan ke ayam agar konsentrasi mikotoksin tidak meningkat
  • Penambahan toxin binder (pengikat mikotoksin), seperti zeolit, bentonit, hydrate sodium calcium aluminosilicate (HSCAS) atau ekstrak dinding sel jamur. Antioksidan, seperti butyrated hidroxy toluene (BHT), vitamin E dan selenium juga bisa ditambahkan untuk mengurangi efek mikotoksin, terutama aflatoksin, DON dan T-2 toxin
  • Suplementasi vitamin, terutama vitamin larut lemak (A, D, E, K), asam amino (metionin dan penilalanin) maupun meningkatkan kadar protein dan lemak dalam ransum juga mampu menekan kerugian akibat mikotoksin. Aminovit dan Fortevit bisa menjadi pilihan

h.      Kemotrapi
Pengertian kemoterapi adalah suatu metode untuk membunuh atau menghambat perkembangan sel kanker dengan memasukkan zat-zat kimia tertentu ke dalam tubuh penderita kanker. Tujuan utama kemoterapi adalah menumpas sel kanker hingga bagian akarnya yang tidak dapat dijangkau oleh pisau bedah. Kemoterapi juga berfungsi sebagai pengontrol sel kanker supaya tidak berkembang biak secara liar.
Menurut para ahli, ada lebih dari 130 macam kanker yang dapat diderita manusia. Banyaknya jenis kanker ini memiliki penanganan dan karakteristik yang berbeda. Namun diantara banyak macam karakteristik ini, ternyata kanker memiliki satu kesamaan, yakni terdiri dari sekumpulan sel yang mampu membelah sangat cepat dan berkembang tanpa kontrol. Di bagian inilah kemoterapi dibutuhkan. Kemoterapi bermanfaat untuk mengenali sel kanker dan dapat mengahancurkannya secara tuntas.
pengertian kemoterapi
Dimuali tahun 1950-an, kemoterapi telah digunakan untuk meringankan penderita kanker dan memberikan harapan sembuh seperti semula. Pemberian kemoterapi dapat dilakukan sebelum atau sesudah pembedahan dilakukan. Kemoterapi terkadang juga diberikan dengan terapi radiasi, terkadang juga tidak. Tujuan utama kemoterapi adalah menumpas sel kanker hingga bagian akarnya yang tidak dapat dijangkau oleh pisau bedah. Kemoterapi juga berfungsi sebagai pengontrol sel kanker supaya tidak berkembang biak secara liar.
Kemoterapi pada pengobatan kanker
Kemoterapi pada kanker dapat diaplikasikan melalui beberapa cara, diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Kemoterapi sebagai terapi utama pada prosedur pengobatan pasien penderita kanker. Hal ini dimaksudkan untuk memberantas sel kanker sehingga benar-benar bersih.
  • Kemoterapi sebagai terapi tambahan biasanya dilakukan pada pasien penderita tumor yang baru saja melakukan pembedahan atau radiasi. Dengan terapi ini diharapkan tumor dapat bersih dan tak bersisa.
  • Kemoterapi sebagai terapi paliatif. Kemoterapi ini dilakukan pada pasien penderita kanker yang sudah memasuki stadium lanjut atau 4B. Pada stadium ini sel kanker telah menyerang beberapa organ penting dalam tubuh. Kemoterapi pada penderita kanker stadium ini dilakukan untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker.
Kemoterapi tida bisa langsung diputuskan akan diberikan pada pasien. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan sebelum dapat memberikan keputusan penerapan kemoterapi pada pasien kanker. Pemeriksaan ini diantaranya mencakup fungsi hati dan ginjal.
Bentuk atau macam kemoterapi
Beberapa bentuk tindakan kemoterapi diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Melalui tablet atau kapsul. Kemoterapi dengan cara ini paling praktis karean dapat dilakukan penderita sendiri di rumah dengan mengikuti saran dari dokter.
  • Melalui suntikan atau injeksi. Pemberian kemoterapi ini hanya bisa dilakukan olehdokter saja di klinik, rumah sakit, ruang praktek dokter atau jika dimungkinkan dokter bisa datang ke rumah.
  • Melalui infus. Pemberian kemoterapi melalui infus harus dilakukan oleh paramedis yang berpengalaman. Pemberian kemoterapi ini harus dilakukan di rumah sakita atau klinik khusus.
Frekuensi pemberian kemoterapi pada pasien sangat tergantung dari jenis, stadium dan tingkat kanker yang diderita. Oleh karena itu keputusan untuk kemoterapi tidak dapat langsung seketika dikeluarkan oleh dokter, meskipun anda mampu membayar untuk hal ini. Dokter harus tahu secara pasti penyakit yang anda derita tersebut. Ada yang bilang bahwa kemoterapi itu sakit, tentu saja itu benar. Namanya juga tubuh anda dimasukin racun, tentu saja akan bereaksi. Mulai demam, muntah-muntah dan lain-lain.
efek samping kemoterapi
Meskipun tampaknya menjanjikan, kemoterapi tentu saja tidak memiliki resiko. Ada beberapa efek samping yang dapat membuat banyak pasien membatalkan sesi kemoterapi berikutnya. Ada beberapa pasien yang mengeluhkan efek kemoterapi secara langsung, ada pula yang tidak mengeluhkan efek sampng kemoterapi ini. Ada efek samping yang bersifat ringan, ada pula efek samping yang dianggap berat oleh pasien.
Semua efek samping itu akan bervariasi pada tiap pasien, bergantung pada kondisi tubuh, stadium kanker, jenis dan bentuk pemberian kemoterapi. Seorang pakar teknologi pangan dari Harvard bernama John Barron dalam sebuah article berjudul “Chemoterapy, An Interisting Choice” mengatakan bahwa kerugian utama yang diderita oleh pasien yang menggunakan kemoterapi adalah adalah terbunuhnya sel-sel sehat yang memiliki model pembelahan diri yang cepat dan unik. Efek samping ini merupakan hal yang utama dalam kemoterapi sehingga sel sehat yang memiliki karakteristik hampir sama dengan sel kanker ikut terbasmi sehingga berpengaruh terhadap kesehatan pasien.
Sel yang memiliki karakteristik membelah diri secara cepat adalah sel yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang yang merupakan penghasil utama sel darah merah. Sel lainnya adalah folikel rambut. Hal inilah yang membuat kita sering melihat pasien yang menjalani kemoterapi akan mengalami kerontokan rambut. Sel lainnya adalah sel yang terdapat dalam perut dan usus. Efek kemoterapi juga dapat meracuni darah, sehingga penderita kanker yang menjalani kemoterapi mengalami mual, muntah, shock perut, kram, lemas dan kurang memiliki nafsu makan. Beberapa efek kemoterapi juga tidak baik bagi dinding usus karena membuatnya terkelupas dan luka. Efek buruk lainnya adalah pada organ reproduksi sehingga dapat menyebabkan kemandulan atau infertil.
Sel saraf dan sel otak mengalami kemunduran, menyebabkan penurunan daya ingat. Beberapa panca indera mengalami penurunan fungsi seperti berkurangnya daya dengar dan daya lihat. Bahkan ada pula pasien yang sampai mengalami kerusakan ginjal. Luka kecil pada tenggorokan dan mulut sangat sering terjadi. Kemungkinan lainnya adalah pendarahan dan memar-memar di sekujur tubuh karena ketidakmampuan tubuh melawan infeksi. Oleh karena itu banyak pasien yang mundur dari kemoterapi karena semua efek samping ini. Namun sebenarnya pasien tidak perlu khawatir karena dokter akan memberikan obat untuk meminimalisir efek samping kemoterapi hingga tubuh tidak akan mengalami efek buruk secara maksimal seperti yang diuraikan diatas. Lagipula efek samping kemoterapi bersifat sementara. Setelah kemoterapi selesai, maka tubuh anda akan kembali membaik dan berfungsi secara normal.
Di lain pihak, lebih baik jika anda mempersiapkan hidup sehat anda sejak dini sebelum kanker menyerang. Kanker bukan penyakit yang instan. Kanker pada umumnya disebabkan pola hidup yang buruk sejak 10 hingga 15 tahun sebelum seseorang dikatakan positif terkena kanker. Oleh karena itu pencegahan dengan memulai hidup sehat dari sekarang dapat membuat kemungkinan anda terkena kanker di masa depan mengecil.

(sumber: http://www.odhaindonesia.org/content/apa-itu-infeksi-oportunistik)
Anonim, 2011. pembuatan-medium-na http://www.2lisan.com.
Riodevriza, 2010. Praktikum_pembuatan_PDA http://riodevriza.multiply.com. 

0 komentar

Posting Komentar