BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mikologi
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan.
Kajian dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur (mushroom
culture). Mikologi sangat besar pengaruhnya terhadap fitopatologi karena banyak penyakit tumbuhan yang
disebabkan oleh jamur; sehingga pernah fitopatologi disebut sebagai mikologi
terapan (applied mycology).
a.
Klasifikasi Jamur
Umumnya bersel banyak
(multiseluler), bersifat eukariotik (memiliki membran inti sel), tidak memiliki
klorofil, sehingga bersifat heterotrof ( tidak mampu membuat makanan sendiri),
ada yang bersifat parasit, ada yang bersifat saprofit, dan ada yang
bersimbiosis (mutualisme) membentuk lichenes.
Dinding sel dari bahan
selulose dan ada yang dari bahan kitin. Tubuh terdiri dari benang – benang
halus yang disebut Hifa. Struktur hifa yang bercabang membentuk suatu
anyaman di sebut dengan Miselium, yang berfungsi menyerap zat – zat
organik pada subtrat / medium. Bagian yang terletak antara kumpulan hifa
dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit memiliki houstorium, yaitu hifa
khusus yang langsung menyerap makanan pada sel inangnya.
Reproduksi ada yang secara
vegetatif / aseksual dan ada yang secara generatif / seksual. Secara vegetatif
dengan spora, tunas, konidia, maupun fragmentasi. Secara generatif dengan
konjugasi membentuk zygospora, askospora, dan basidiospora. Memiliki keturunan
diploid yang singkat (berumur pendek). Habitat di tempat lembab,
mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang cahaya matahari.
1.
Zygomycota
Zygomycota
dikenal sebagai jamur zigospora (bentuk spora berdinding tebal
a.
Ciri-ciri Zygomycota
- Hifa tidak bersekat dan
bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
- Dinding sel tersusun dari
kitin.
- Reproduksi aseksual dan
seksual.
- Hifa berfungsi untuk menyerap
makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh
:
- Rhizophus stolonifer,
Tumbuh pada roti
- Rhizophus oryzae, Jamur tempe
- Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
- Mucor mucedo, Saprofit pada kotoran ternak dan makanan
b.
Reproduksi Zygomiyota
1. Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung
sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan
tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan
sporangiumnya, dan stolon. Sporangium menghasilkan spora baru.
2. Seksual
Dua ujung hifa berbeda,
yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan. Kedua ujung hifa menggelembung membentuk
gametangium yang terdapat banyak inti haploid. Inti haploid gametangium melebur
membentuk zigospora diploid. Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium.
Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora
haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
2.
Ascomycota
a.
Ciri-ciri Ascomycota
- Hifa bersekat-sekat dan di tiap
sel biasanya berinti satu.
- Bersel satu atau bersel banyak.
- Ada
yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang
hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
- Mempunyai
alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa
gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan
hasil dari reproduksi generatif.
- Dinding
sel dari zat kitin.
- Reproduksi
seksual dan aseksual.
b.
Contoh:
- Sacharomyces
cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan
roti sehingga roti dapat mengembang, dan mengubah glukosa menjadi alkohol
(pada pembuatan tape).
- Penicilium
- Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
- Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
- Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
- Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
- Aspergilus
- Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
- Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah
- Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin yang menyebabkan
kanker hati (hepatitis)
- Aspergillus fumigatus, penyebab Penyakit paru-paru pada aves
- Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
- Neurospora
crassa, untuk pembuatan oncom dan
penelitian genetika, karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.
- Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina
Reproduksi Ascomycota
3.
Basidiomycota
Sering
dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada
(basidia)
a.
Ciri-ciri Basidiomycota
- Hifanya bersekat, mengandung
inti haploid.
- Mempunyai
tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang
dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran
(bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut
basidiokarp.
- Ada
yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang
hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
- Reproduksi
secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia).
b.
Contoh Basidiomycota
- Volvariela volvacea (jamur merang)
- Auricularia polytricha (jamur kuping)
- Pleurotus sp (jamur tiram)
- Polyporus giganteus (jamur papan)
- Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang
mematikan
- Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
- Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung
- Ganoderma aplanatum (jamur kayu)
- Jamur Shitake
Reproduksi Basidiomycota
4.
Deuteromycota
Sering dikenal sebagai
fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya), karena belum diketahui
perkembangbiakannya secara seksual
a. Ciri-ciri
Deuteromycota
- Hifa bersekat, tubuh berukuran
mikroskopis
- Bersifat parasit pada ternak
dan ada yang hidup saprofit pada sampah
- Reproduksi aseksual dengan
konidium dan seksual belum diketahui.
- Banyak yang bersifat merusak
atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman
budidaya
b.
Contoh Deuteromycota
- Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
- Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
- Melazasia fur-fur, penyebab panu.
- Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
- Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
- Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
b.
Pertumbuhan dan
pengisolasian jamur
PDA
(potato Destrose Agar) merupakan media yang biasa digunakan untuk menumbuhkan
jasad renik. PDA termasuk media buatan karena komposisi serta kandungan
unsur-unsur di dalamnya tidak diketahui secara pasti.
Cara
kerja PDA yaitu kentang dipotong kecil ukuran dadu kemudian ditimbang seberat
100 gr. Kemudian potong kecil-kecil agar batang kemudian timbang sebanyak 10
gr. Setelah itu rebus kentang dalam air sampai sarinya keluar dan kemudian
diambil ekstraknya. Lalu masukkan kentang kedalam tabung erlenmeyer 500 ml dan
masukkan dextrose/gula pasir dan agar sedikit demi sedikit sambil terus diaduk
(jangan sampai menggumpal). Kemudian tutup dengan kertas alumunium foil dan
bungkus dengan plstik tahan panas kemudian sterilkan dengan menggunakan
autoklaf dengan suhu 121o C IV.
Adapun tujuan dari Penggunaan media ini yaitu antara lain:
1. menumbuhkan dan
emelihara suatu biakan jasad renik
2. mempelajari pengaruh
jasad renik terhadap suatu zat di dalam media atau sebaliknya (seperti
penelitian asisten saya ,siti aisyah, dia meneliti tentang pengaruh ekstrak
daunsirih terhadap pertumbuhan patogen Pitium penyebab penyakit Lodoh/Dumping
off.)
3.
mendapatkan zat-zat yang dihasilkan zasad renik
Pengisolasian jamur
Sampel
dicari dari lapang, yaitu tubuh buah jamur atau miselium jamur yang tumbuh pada
sisa-sisa bahan organik yang melapuk. Siapkan medium PDA yang diberi antibiotik
kemicetin. Antibiotik ini banyak dijual diapotik-apotik. Medium ini dituang ke
dalam cawan petri steril. Bersihkan sampel tersebut dari tanah atau dari
kotoran lain, membersihkannya cukup
dengan tangan saja (sudah dicuci dengan alkohol tentunya
dan aseptis). Secara aseptis sampel jamur dipotong kecil-kecil. Kalau badan
buah cukup besar, ambil bagian yang paling dalam atau bagian yang tidak kontak
dengan luar. Kalau sampelnya kecil, cukup dipotong-potong saja. Secara aseptis
masukkan potongan tubuh buah/miselium jamur tersebut ke dalam cawan yang telah
berisi medium PDA.
Setiap
hari diamati pertumbuhan jamur yang di isolasi. Biasanya dalam waktu 2 -3 hari jamur sudah
mulai tumbuh. Segera pisahkan jamur tersebut ke dalam medium PDA yang lain.
Ulangi langkah ini hingga diperoleh isolat jamur yang murni dan terbebas dari
kontaminan.Biasanya pada sub kultur terakhir tidak dipakai antibiotik kemicetin.
Jamur yang sudah berhasil diisolasi segera diperbanyak dan disimpan. Biasanya
sangat sulit mendapatkan isolat jamur makro dari sampel tanah. Cara paling
mudah untuk mengisolasi jamur makro adalah dari tubuh buahnya.
c.
Mikosis Superficial, Kutan Sub kutan dan
Sistemik
1.Mikosis
Superficial
Mikosis Superfisial
merupakan penyakit kulit yany disebabkan oleh jamur yang menyerang kulit pada
bagian epidermis yang mengandung keratin yaitu Stratum korneum basale misalnya
: kulit, rambut, kuku. Penyakit ini banyak ditemukan di Indonesia dan merupakan
penyakit rakyat. Berdasarkan topografinya ( bentuk klinis ) Mikosis Superfisial
ada 2 yaitu :
1. Dermatofitosis
2. Non dermatofitosis
1.Dermatofitosis
Penyakit yang disebabkan
oleh jamur golongan dermatofit, jamur ini dapat mencerna keratin kulit ( keratinofilik ), sehingga jamur ini dapat
menyerang lapisan kulit mulai dari stratum korneum sampaim stratum basalis.
Penyebabnya adalah genus : Trichophyton, Epidermophyton, Microsporum.Penularan
penyakit ini melalui : Kontak langsung , kontak tak langsung ( alat-alat ) dari
penderita ( manusia / Antropofilik ). Berdasarkan daerah infeksi ada beberapa istilah yaitu :
- Tinea Capitis ( jamur yang menyerang daerah
kepala )
- Tinea Barbae ( menyerang daerah jenggot )
- Tinea Fasei ( menyerang pada muka )
- Tinea Cruris ( menyerang daerah pantat )
- Tinea Pedis ( menyerang kaki )
- Tinea unguium ( menyerang kuku )
- Tinea Corporis ( menyerang badan )
- Tinea interdigitalis ( menyerang jari kaki, tangan )
2. Non Dermatofitosis
Infeksi non dermatofitosis
pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar , karena jamur ini
tidak dapat mencerna keratin kulit sehingga hanya menyerang lapisan kulit
bagian luar. Yang termasuk jamur non dermatofitosis antara lain : Pitiriasis
versicolor, Tinea nigra palmaris, Piedra.
2. Mikosis Kutan
Kandidiasis adalah merupakan infeksi jamur
yang disebabkan oleh organisme jamur (ragi) yang disebut Candida albicans.
Gejala:
- Abnormal keputihan, tebal, putih (seperti susu asam).
- Vagina gatal dan luka.
- Kemerahan pada vulva.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Nyeri selama melakukan hubungan seksual.
Penyebab dan faktor
risiko Kandidiasis
Candida albicans adalah
jamur dimorfik yang mampu untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda. Mereka
biasanya menghuni permukaan dan lapisan lendir tubuh manusia. Ini termasuk
mulut, saluran pencernaan rongga vagina dll.Biasanya ditemukan dalam jumlah
kecil di mulut, saluran vagina, pencernaan dan kulit.(sekitar 25% wanita
memiliki organisme ini tanpa menimbulkan gejala).
Gejala kandidiasis muncul
ketika jumlah jamur tumbuh dan melampaui keseimbangan dalam kaitannya dengan
mikroorganisme lainnya yang biasanya ada di vagina. Jamur ini biasanya muncul
setelah perawatan dengan antibiotik yang diresepkan untuk hal lain, karena
antibiotik mengubah keseimbangan normal organisme dalam vagina. Penyakit ini
juga dapat terjadi dalam hubungan dengan penyakit lain seperti diabetes,
kehamilan, minum pil atau masalah yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
(AIDS atau HIV).
yang paling umum dari infeksi ini adalah gatal
labial atau vagina (pruritus). Kadang-kadang ada cairan putih pada vagina.
Pemeriksaan fisik akan menunjukkan peradangan vagina dan plak putih kering pada
dinding vagina.
Kandidiasis vagina tidak
dianggap sebagai penyakit menular seksual, tetapi 12 sampai 15% pria mengalami
gejala gatal dan pada penis setelah melakukan hubungan seksual dengan pasangan
yang terinfeksi.
Untuk infeksi yang tidak
mengacu pada terapi atau berulang setelah perawatan, dapat menjadi tanda
pertama atau setidaknya tanda bahwa individu terinfeksi HIV .
Wanita dan pria dengan HIV yang telah
mengembangkan AIDS mungkin telah menyebar dari infeksi oleh jamur candida,
termasuk kandidiasis oral (mulut), kandidiasis esofagus (dalam kerongkongan),
dan kandidiasis kutan (kulit).Gejala biasanya menghilang sepenuhnya dengan perawatan
yang memadai.
Pencegahan
Kandidiasis
Hindari kelembaban
berlebihan dalam celana dalam dan pembalut. Pakailah ukuran yang agak longgar.
Cuci pakaian olahraga setelah digunakan.
Pengobatan
Kandidiasis
Pengobatan dapat dilakukan
sendiri dengan krim vagina miconazole atau clotrimazole. Persistent gejala
harus dievaluasi oleh dokter kandungan.
3. Mikosis Sub kutan
Sub
kutan Adalah Infeksi oleh jamur yang mengenai kulit, mengenai lapisan bawah
kulit meliputi otot dan jaringan konektif (jaringan subkutis) dan tulang.
1.
Sporotrichosis : Akibat infeksi
Sporothrix schenckii, yang merupakan jamur degan habitat pada tumbuh-tumbuhan
atau kayu. Invasi terjadi ke dalam kulit melalui trauma, kemudian menyebar
melalui aliran getah bening. Klinis : Terbentuk abses atau tukak pada lokasi
yang terinfeksi, Getah bening menjadi tebal, Hampir tidak dijumpai rasa sakit,
terkadang penyebaran infeksi terjadi juga pada persendian dan paru-paru. Akibat
secara histologi adalah terjadinya peradangan menahun, dan nekrosis.
Pengobatan : Pada kasus infeksi
dapat sembuh dengan sendirinya walaupun menahun, meskipun demikian dapat juga
diberikan Kalium iodida secara oral selama beberapa minggu.
2.
Kromoblastosis : infeksi kulit
granulomatosa progresif lambat yang disebabkan oleh Fonsecaea pedrosoi,
Fronsecaea compacta, Phialophora verrucosa, Cladosporium carrionii. Habitat
jamur ini adalah di daerah tropik, terdapat di dalam tumbuhan atau tanah, di
alam berada dalam keadaan saprofit. Klinis : Terbentuknya nodul verrucous atau
plaque pada jaringan subkutan.
Jamur
masuk melalui trauma ke dalam kulit biasanya pada tungkai atau kaki, terbentuk
pertumbuhan mirip kutil tersebar di aliran getah bening .
Pencegahan : Pemakaian sepatu pada
saat beraktifitas di lingkungan terbuka (lapangan tanah, sawah, kebun dll.)
Pengobatan : Dilakukan pembedahan
pada kasus lesi yang kecil, sedangkan untuk lesi yang lebih besar dilakukan
kemoterapi dengan flusitosin atau itrakonazol.
3.
Mycetoma (madura foot) : Infeksi
pada jaringan subkutan yang disebabkan oleh jamur Eumycotic mycetoma dan atau
kuman (mikroorganisme) mirip jamur yang disebut Actinomycotic mycetoma.
Klinis
: ditandai dengan pembengkakan seperti tumor dan adanya sinus yang bernanah.
Jamur masuk ke dalam jaringan subkutan melalui trauma, terbentuk abses yang
dapat meluas sampai otot dan tulang. Jamur terlihat terlihat sebagai granula
padat dalam nanah. Jika tidak diobati maka lesi-lesi akan menetap dan meluas ke
dalam dan ke perifer sehingga berakibat pada derormitas.
Pencegahan : Pemakaian sepatu pada
saat beraktifitas di lingkungan terbuka ( lapangan tanah, sawah, kebun dll.)
Pengobatan : dengan kombinasi
streptomisin, trimetropin-sulfametoksazol, dan dapson pada fase dini sebelum
terjadi demorfitas. Pembuatan drainase melaui pembedahan dapat membantu
penyembuhan.
4.
Mikosis Sistemik
Cryptococcus neofarmans adalah jamur seperti ragi (yeast
like fungus) yang ada dimana-mana di seluruh dunia. Jamur ini menyebabkan
penyakit jamur sistemik yang disebut cryptococcosis, dahulu dikenal dengan nama
Torula histolitica. Jamur ini paling dikenal sebagai penyebab utama meningitis
jamur dan merupakan penyebab terbanyak morbiditas dan mortalitas pasien dengan
gangguan imunitas. Cryptococcus neofarmans dapat ditemukan pada kotoran burung
(terutama merpati), tanah, binatang juga pada kelompok manusia (colonized
human). Gejalanya seperti meningitis klasik yang melibatkan meningitis secara
difus. Dengan adanya AIDS, insiden cryptococcal meningitis meningkat drastis.
Di Amerika, meningitis ini termasuk lima besar penyebab infeksi oportunistik
pada pasien AIDS. Infeksi pertama biasanya melalui inhalasi sehingga terbentuk
focus primer pada paru yang biasanya asimptomatik dan sembuh spontan. Dari
focus primer ini dapat terjadi penyebaran hematogen ke tulang, visera dan otak.
Infeksi otak dapat menimbulkan penyakit yang progresif dan fatal.
Pada infeksi umum, jamur tersebar di
tubuh atau mengakibatkan infeksi dalam organ tubuh, yang kadang-kadang dapat
membahayakan jiwa. Infeksi jamur (mikosis) sistemik jarang dijumpai, tetapi
berbahaya dan sifatnya kronis. Amfoterisin B merupakan obat jamur yang efektif
untuk infeksi sistemik yang berat. Dikarenakan toksisitasnya, obat ini harus
diberikan dengan infus di rumah sakit oleh tenaga medis yang kompeten.
Amfoterisin B berikatan kuat dengan sterol yang terdapat
pada membran sel jamur. Ikatan ini akan menyebabkan membran sel bocor sehingga
terjadi kehilangan bahan intrasel dan mengakibatkan kerusakan yang tetap pada
sel.
Disamping
Amfoterisin B, Ketokonazol adalah suatu obat jamur untuk infeksi sistemik yang
berspektrum luas.
Penggolongan
Obat Jamur Sistemik
Obat
jamur untuk infeksi jamur sistemik:
- Amfoterisin B. Obat ini dapat menghambat aktivitas Histoplasma
capsulatum, Cryptococcus neoformans, Coccidioides immitis, beberapa
spesies Candida, Torulopsis glabrata, Rhodotorula, Blastomyces
dermatitis, Paracoc braziliensis, beberapa strain Aspergillus, Sporotrichum
schenckii, Microsporum audiouini dan spesies Trichophyton.
- Flusitosin. Obat ini efektif untuk pengobatan Kriptokokosis,
Kandidosis, Kromomikosis, Torulopsis dan Aspergilosis.
d.
Jamur-jamur
Oportunistik
Infeksi oportunistik
adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan
penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat
menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Mereka membutuhkan
“kesempatan” untuk menginfeksi seseorang.
Dalam tubuh anda terdapat banyak kuman – bakteri, protozoa,
jamur dan virus. Saat sistim kekebalan anda bekerja dengan baik, sistim
tersebut mampu mengendalikan kuman-kuman ini. Tetapi bila sistim kekebalan
dilemahkan oleh penyakit HIV atau oleh beberapa jenis obat, kuman ini mungkin
tidak terkuasai lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Infeksi yang
mengambil manfaat dari lemahnya pertahanan kekebalan tubuh disebut
“oportunistik”. Kata “infeksi oportunistik” sering kali disingkat menjadi “IO”.
Anda dapat terinfeksi IO, dan “dites positif” untuk IO
tersebut, walaupun anda tidak mengalami penyakit tersebut. Misalnya,
hampir setiap orang dengan HIV akan menerima hasil tes positif untuk
sitomegalia (Cytomegalovirus atau CMV). Tetapi penyakit CMV itu sendiri jarang
dapat berkembang kecuali bila jumlah CD4 turun di bawah 50, yang menandakan
kerusakan parah terhadap sistem kekebalan.
Untuk menentukan apakah anda terinfeksi IO, darah anda dapat
dites untuk antigen (potongan kuman yang menyebabkan IO) atau untuk antibodi
(protein yang dibuat oleh sistem kekebalan untuk memerangi antigen). Bila
antigen ditemukan artinya anda terinfeksi. Ditemukan antibodi berarti anda
pernah terpajan infeksi. Anda mungkin pernah menerima imunisasi atau vaksinasi
terhadap infeksi tersebut, atau sistem kekebalan anda mungkin telah
“memberantas” infeksi dari tubuh, atau anda mungkin terinfeksi.
Jika anda terinfeksi kuman yang menyebabkan IO, dan jika
jumlah CD4 anda cukup rendah sehingga memungkinkan IO berkembang, dokter anda
akan mencari tanda penyakit aktif. Tanda ini tergantung pada jenis IO.
IO
dan AIDS
Orang yang tidak terinfeksi HIV dapat mengalami IO jika
sistem kekebalannya rusak. Misalnya, banyak obat yang dipakai untuk mengobati
kanker dapat menekan sistem kekebalan. Beberapa orang yang menjalani pengobatan
kanker dapat mengalami IO.
HIV memperlemah sistem kekebalan, sehingga IO dapat
berkembang. Jika anda terinfeksi HIV dan mengalami IO, anda mungkin AIDS.Di
Indonesia, Departemen Kesehatan bertanggung jawab untuk memutuskan siapa yang
AIDS. Depkes mengembangkan pedoman untuk menentukan IO yang apa mendefinisikan
AIDS. Jika anda HIV, dan mengalami satu atau lebih IO “resmi” ini, maka anda
AIDS.
Apa
IO yang paling umum?
Pada tahun-tahun pertama epidemi AIDS, IO menyebabkan banyak
penyakit dan kematian. Namun, setelah orang mulai memakai terapi antiretroviral
(ART), lebih sedikit orang yang mengalami IO. Tidak jelas berapa banyak orang
dengan HIV akan jatuh sakit dengan IO tertentu.
Pada perempuan, masalah kesehatan di daerah vagina dapat
menjadi tanda awal infeksi HIV. Masalah ini, antara lain, termasuk penyakit
radang panggul dan vaginosis bakteri.
IO yang paling umum terlampir di
sini, bersama penyakit yang biasa disebabkannya, dan jumlah CD4 waktu penyakit
menjadi aktif:
- Kandidiasis (thrush) adalah infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau
vagina. Rentang CD4: dapat terjadi bahkan dengan CD4 yang agak tinggi.
- Virus sitomegalia (CMV) adalah infeksi virus yang menyebabkan penyakit mata
yang dapat mengakibatkan kebutaan. Rentang CD4: di bawah 50.
- Berbagai macam virus herpes
simpleks dapat menyebabkan herpes pada mulut atau alat kelamin. Ini
adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika anda mengidap HIV,
perjangandannya dapat jauh lebih sering dan lebih parah. Penyakit ini
dapat terjadi pada jumlah CD4 berapa pun.
- Malaria
adalah umum di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini lebih umum dan
lebih parah pada orang terinfeksi HIV.
- Mycobacterium avium complex
(MAC atau MAI) adalah infeksi bakteri yang
dapat menyebabkan demam kambuhan, rasa sakit umum, masalah pada
pencernaan, dan kehilangan berat badan yang parah. Rentang CD4: di bawah
75.
- Pneumonia Pneumocystis (PCP) adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan pneumonia
(radang paru) yang berbahaya. Rentang CD4: di bawah 200. Sayangnya, IO ini
masih umum terjadi pada orang yang belum mengetahui dirinya terinfeksi
HIV.
- Toksoplasmosis
(tokso) adalah infeksi protozoa otak. Rentang CD4: dibawah 100.
- Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru-paru, dan
dapat menyebabkan meningitis (radang selaput otak). Rentang CD4: Setiap
orang dengan HIV yang dites positif terpajan TB sebaiknya diobati.
Pencegahan
IO
Sebagian besar kuman yang menyebabkan IO sangat umum, dan
mungkin anda telah membawa beberapa dari infeksi ini. Anda dapat mengurangi risiko
infeksi baru dengan tetap menjaga kebersihan dan menghindari sumber kuman yang
diketahui yang menyebabkan IO.
Meskipun anda terinfeksi beberapa IO, anda dapat memakai
obat yang akan mencegah pengembangan penyakit aktif. Pencegahan ini disebut
profilaksis. Cara terbaik untuk mencegah IO adalah untuk memakai ART.
e.
Aktimonicetis
Aktinomisetes merupakan bentuk peralihan antara bakteri dan
jamur yang umumnya terdapat pada tanah. Aktinomisetes sangat berpotensi
menghasilkan senyawa bioaktif yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan
penyakit tanaman, Penyakit tanaman yang banyak merugikan adalah penyakit rebah
semai (damping-off) yang disebabkan oleh R. solani. R. solani merupakan
jamur patogen tanaman yang menyerang tanaman pisang muda, teh, kopi, kacang
tanah, tomat, padi,sawi dan cabai.
Hasil seleksi isolat
aktinomisetes endogenus dari tanah gambut Riau terhadap R. solani dengan
metode agar disk diperoleh 7 isolat yang memiliki aktivitas daya
hambat.Isolat yang menghasilkan aktivitas adalah L18 ( 3,2 cm), MH23 (2,2 cm),
L12 (2,1 cm), L15 (2.1cm), L313 (1,0 cm),SM11 (2,1 cm) dan SM12 (1,9 cm). Uji
aktivitas isolat aktinomisetes terpilih dalam medium fermentasi hanya 5 isolat
yang memiliki aktivitas yaitu LI8(4,5cm), MH23 (3,1 cm). Masa inkubasi
masing-masing isolate aktinomisetes dalam memproduksi senyawa bioaktif
berbeda-beda. Isolat L18, L12 dan L313 optimal pada waktu inkubasi 10 hari,
isolat SM11 danMH23 masing-masing pada hari ke 7 dan 9 dalam medium Casein
Gliserol Agar. Hasil karakterisasi isolat aktinomisetes LI 2 filamennya
membentuk rantai spora. Umumnya isolat aktinomisetes terseleksi memiliki
kemampuan menghasilkan enzim protease dan amilase.
Uji fermentasi senyawa karbon inkubasi selama 5 hari
bereaksi negatif. Isolat aktinomisetes yang berpotensi menghasilkan senyawa
bioaktif dapat digunakan untuk mengatasi penyakit rebah semai (damping-off) yang
disebabkan oleh R. Solani pada tanaman sawi dan cabe. Dengan demikian
dimasa yang akan datang aktinomisetes yang mengandung senyawa bioaktif
diharapkan dapat menjadi alternative pengganti fungisida untuk menangani
tanaman sawi dan cabe yang diserang oleh jamur patogen R. solani. Sehingga
diperoleh produk pertanian sawi dan cabe yang organik.
g. Mikotoksin
Mikotoksin, cukup familiar kita mendengar istilah ini. Mikotoksin
bisa dimaknai sebagai zat metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur dan
bersifat racun (toksik). Saat terkonsumsi ayam, produktivitas ayam akan
menurun, baik berupa hambatan pertumbuhan, penurunan produksi telur atau bahkan
kematian. Tidak hanya itu, zat metabolit ini juga berperan sebagai immunosuppressant,
yakni agen yang mampu melemahkan sistem kekebalan tubuh maupun menjadikan
respon tubuh dalam pembentukan antibodi hasil vaksinasi kurang optimal.
Akibatnya tubuh ayam menjadi lebih mudah terinfeksi bibit penyakit.
Jenis Mikotoksin
Aflatoksin merupakan salah satu contoh jenis mikotoksin yang paling
banyak dibicarakan di Indonesia, meski sebenarnya masih ada lebih dari 300
mikotoksin (Dr Simon M Shane). Tabel 1 menunjukkan beberapa mikotoksin yang
relatif sering dijumpai.
Mikotoksin dapat muncul sepanjang alur pengadaan ransum, mulai
penanaman, panen sampai penyimpanan. Bisa jadi sebelum bahan baku ransum
dipanen, sudah terkontaminasi mikotoksin. Fusarium, penghasil mikotoksin
jenis zearalenone, trichothecenes, fumonisin, merupakan contoh jamur
yang paling sering mengkontaminasi selama masa penanaman. Sedangkan jamur yang
sering mengkontaminasi selama di gudang penyimpanan ialah Aspergillus
dan Penicillium yang menghasilkan aflatoksin dan ochratoksin.
Berdasarkan data survei mikotoksin di Asia Tenggara (Indonesia,
Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam) pada 2009, menunjukkan bahwa
aflatoksin B1 dan fumonisin paling sering ditemukan mengkontaminasi bahan baku
ransum (jagung, gandum, bekatul, bungkil kedelai, corn gluten meal,
DDGS) maupun ransum jadi dengan persentase sampel positif mencapai 52% dan 58%.
Inilah yang menjawab pernyataan kenapa aflatoksin paling familiar di peternak
kita.
Bahayanya Mikotoksin
Ayam pedaging yang mengkonsumsi ransum terkontaminasi mikotoksin
terbukti pertumbuhannya terhambat. Hal ini setidaknya pernah dibuktikan dari
percobaan yang dilakukan oleh Jones et al. (1982) pada tabel 2. Terlihat
semakin besar konsentrasi aflatoksin, pertumbuhan ayam menjadi terhambat.
Tabel 2. Pengaruh Aflatoksin terhadap Performan
Ayam Pedaging
Begitu pula pada ayam petelur. Adanya kontaminasi mikotoksin akan
mengakibatkan penurunan produksi telur, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Kasus “blood spot” dapat dipicu karena aflatoksin. Kualitas
kerabang telur juga menurun karena aflatoksin akan menghambat proses konversi
vitamin D3 yang terkandung dalam ransum menjadi bentuk aktif. Adanya mikotoksin
ini akan mengakibatkan penurunan kadar protein serum, lipoprotein dan
karotenoid.
Kasus
“blood spot” karena aflatoksin
(Sumber
: WATT Poultry)
Bintik-bintik
putih pada paru-paru karena serangan spora Aspergillus
(Sumber
: ThePoultrySite)
Ukuran
bursa Fabricius lebih kecil (b) akibat aflatoksin dibandingkan normal
(a)
(Sumber
: Anonimous)
Kematian akibat mikotoksin juga bukan suatu keniscayaan. Hal ini seringkali
disebabkan kerusakan organ-organ vital ayam, seperti paru-paru, kantung udara,
hati maupun ginjal. Selain itu, efek immunosuppressive juga
mengakibatkan sistem pertahanan tubuh ayam lemah (mudah terinfeksi penyakit)
dan pembentukan titer antibodi hasil vaksinasi menjadi kurang optimal.
Ochratoksin
mengakibatkan ginjal bengkak dan pucat
(Sumber
: ThePoultrySite)
Yang Mesti Kita Lakukan
Kerugian yang besar akibat kontaminasi mikotoksin ini memaksa kita
melakukan berbagai upaya untuk mencegahnya. Yah, untuk kasus mikotoksin
pencegahan tumbuhnya jamur menjadi langkah awal terpenting yang harus kita
lakukan.
Mengapa? Saat jamur
telah tumbuh pada bahan baku pakan maka bisa dipastikan mikotoksin telah
terbentuk. Dan lagi, untuk membasmi jamur sangatlah mudah, misalnya dengan
pemanasan, namun tidak demikian dengan mikotoksin yang memerlukan treatment
yang lebih banyak, baik perlakuan fisik, kimia maupun biologi, sehingga kurang
efisien.
Beberapa langkah pencegahan yang bisa kita lakukan ialah
- Melakukan
pemeriksaan kualitas bahan baku secara rutin, terutama saat kedatangan
bahan baku atau ransum. Hendaknya kita tidak segan untuk mereject jika
ditemukan ransum yang terkontaminasi jamur, mengingat fenomena jamur ini
seperti fenomena gunung es. Selain itu, pastikan kadar airnya tidak
terlalu tinggi, > 14% sehingga bisa menekan pertumbuhan jamur
- Atur manajemen
penyimpanan bahan baku ransum. Berikan alas (pallet) pada tumpukan
bahan baku dan atur posisi penyimpanan sesuai dengan waktu kedatangannya (first
in first out, FIFO). Perhatikan suhu dan kelembaban tempat
penyimpanan. Hindari penggunaan karung tempat ransum secara berulang dan
bersihkan gudang secara rutin. Saat ditemukan serangga, segera atasi
mengingat serangga mampu merusak lapisan pelindung biji-bijian sehingga
bisa memicu tumbuhnya jamur
- Saat kondisi cuaca
tidak baik, terutama musim penghujan, tambahkan mold inhibitors
(penghambat pertumbuhan jamur), seperti asam organik atau garam dari asam
organik tersebut. Asam propionat merupakan mold inhibitors yang
sering digunakan
Saat jamur dan mikotoksin telah ditemukan mengkontaminasi ransum,
beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menekan efek mikotoksin ini antara
lain :
- Membuang ransum
yang terkontaminasi jamur dengan konsentrasi tinggi, mengingat mikotoksin
ini sifatnya sangat stabil
- Jika yang
terkontaminasi sedikit, bisa dilakukan pencampuran dengan bahan baku atau
ransum yang belum terkontaminasi. Tujuannya tidak lain untuk menurunkan
konsentrasi mikotoksin. Namun yang perlu diperhatikan ialah bahan baku ini
hendaknya segera diberikan ke ayam agar konsentrasi mikotoksin tidak
meningkat
- Penambahan toxin
binder (pengikat mikotoksin), seperti zeolit, bentonit, hydrate
sodium calcium aluminosilicate (HSCAS) atau ekstrak dinding sel jamur.
Antioksidan, seperti butyrated hidroxy toluene (BHT), vitamin E dan
selenium juga bisa ditambahkan untuk mengurangi efek mikotoksin, terutama
aflatoksin, DON dan T-2 toxin
- Suplementasi
vitamin, terutama vitamin larut lemak (A, D, E, K), asam amino (metionin
dan penilalanin) maupun meningkatkan kadar protein dan lemak dalam ransum
juga mampu menekan kerugian akibat mikotoksin. Aminovit dan Fortevit
bisa menjadi pilihan
h. Kemotrapi
Pengertian kemoterapi
adalah suatu metode untuk membunuh atau menghambat perkembangan sel kanker
dengan memasukkan zat-zat kimia tertentu ke dalam tubuh penderita kanker.
Tujuan utama kemoterapi adalah menumpas sel kanker hingga bagian akarnya yang
tidak dapat dijangkau oleh pisau bedah. Kemoterapi juga berfungsi sebagai
pengontrol sel kanker supaya tidak berkembang biak secara liar.
Menurut para ahli, ada lebih dari 130 macam kanker yang
dapat diderita manusia. Banyaknya jenis kanker ini memiliki penanganan dan
karakteristik yang berbeda. Namun diantara banyak macam karakteristik ini,
ternyata kanker memiliki satu kesamaan, yakni terdiri dari sekumpulan sel yang
mampu membelah sangat cepat dan berkembang tanpa kontrol. Di bagian inilah
kemoterapi dibutuhkan. Kemoterapi bermanfaat untuk mengenali sel kanker dan
dapat mengahancurkannya secara tuntas.
Dimuali tahun 1950-an, kemoterapi telah digunakan untuk meringankan penderita kanker dan
memberikan harapan sembuh seperti semula. Pemberian kemoterapi dapat dilakukan
sebelum atau sesudah pembedahan dilakukan. Kemoterapi terkadang juga diberikan
dengan terapi radiasi, terkadang juga tidak. Tujuan utama kemoterapi adalah
menumpas sel kanker hingga bagian akarnya yang tidak dapat dijangkau oleh pisau
bedah. Kemoterapi juga berfungsi sebagai pengontrol sel kanker supaya tidak
berkembang biak secara liar.
Kemoterapi pada pengobatan kanker
Kemoterapi
pada kanker dapat diaplikasikan melalui beberapa cara, diantaranya adalah
sebagai berikut:
- Kemoterapi sebagai terapi utama
pada prosedur pengobatan pasien penderita kanker. Hal ini dimaksudkan
untuk memberantas sel kanker sehingga benar-benar bersih.
- Kemoterapi sebagai terapi
tambahan biasanya dilakukan pada pasien penderita tumor yang baru saja
melakukan pembedahan atau radiasi. Dengan terapi ini diharapkan tumor
dapat bersih dan tak bersisa.
- Kemoterapi sebagai terapi
paliatif. Kemoterapi ini dilakukan pada pasien penderita kanker yang sudah
memasuki stadium lanjut atau 4B. Pada stadium ini sel kanker telah
menyerang beberapa organ penting dalam tubuh. Kemoterapi pada penderita
kanker stadium ini dilakukan untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker.
Kemoterapi
tida bisa langsung diputuskan akan diberikan pada pasien. Dokter akan melakukan
serangkaian pemeriksaan sebelum dapat memberikan keputusan penerapan kemoterapi
pada pasien kanker. Pemeriksaan ini diantaranya mencakup fungsi hati dan
ginjal.
Bentuk atau macam kemoterapi
Beberapa
bentuk tindakan kemoterapi diantaranya adalah sebagai berikut:
- Melalui tablet atau kapsul.
Kemoterapi dengan cara ini paling praktis karean dapat dilakukan penderita
sendiri di rumah dengan mengikuti saran dari dokter.
- Melalui suntikan atau injeksi.
Pemberian kemoterapi ini hanya bisa dilakukan olehdokter saja di klinik,
rumah sakit, ruang praktek dokter atau jika dimungkinkan dokter bisa
datang ke rumah.
- Melalui infus. Pemberian
kemoterapi melalui infus harus dilakukan oleh paramedis yang
berpengalaman. Pemberian kemoterapi ini harus dilakukan di rumah sakita
atau klinik khusus.
Frekuensi pemberian kemoterapi pada pasien sangat tergantung
dari jenis, stadium dan tingkat kanker yang diderita. Oleh karena itu keputusan
untuk kemoterapi tidak dapat langsung seketika dikeluarkan oleh dokter,
meskipun anda mampu membayar untuk hal ini. Dokter harus tahu secara pasti
penyakit yang anda derita tersebut. Ada yang bilang bahwa kemoterapi itu sakit,
tentu saja itu benar. Namanya juga tubuh anda dimasukin racun, tentu saja akan
bereaksi. Mulai demam, muntah-muntah dan lain-lain.
efek samping kemoterapi
Meskipun tampaknya menjanjikan, kemoterapi tentu saja tidak
memiliki resiko. Ada beberapa efek samping yang dapat membuat banyak pasien
membatalkan sesi kemoterapi berikutnya. Ada beberapa pasien yang mengeluhkan
efek kemoterapi secara langsung, ada pula yang tidak mengeluhkan efek sampng
kemoterapi ini. Ada efek samping yang bersifat ringan, ada pula efek samping
yang dianggap berat oleh pasien.
Semua efek samping itu akan bervariasi pada tiap pasien,
bergantung pada kondisi tubuh, stadium kanker, jenis dan bentuk pemberian
kemoterapi. Seorang pakar teknologi pangan dari Harvard bernama John Barron
dalam sebuah article berjudul “Chemoterapy, An Interisting Choice” mengatakan
bahwa kerugian utama yang diderita oleh pasien yang menggunakan kemoterapi
adalah adalah terbunuhnya sel-sel sehat yang memiliki model pembelahan diri
yang cepat dan unik. Efek samping ini merupakan hal yang utama dalam kemoterapi
sehingga sel sehat yang memiliki karakteristik hampir sama dengan sel kanker
ikut terbasmi sehingga berpengaruh terhadap kesehatan pasien.
Sel yang memiliki karakteristik membelah diri secara cepat
adalah sel yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang yang merupakan
penghasil utama sel darah merah. Sel lainnya adalah folikel rambut. Hal inilah
yang membuat kita sering melihat pasien yang menjalani kemoterapi akan
mengalami kerontokan rambut. Sel lainnya adalah sel yang terdapat dalam perut
dan usus. Efek kemoterapi juga dapat meracuni darah, sehingga penderita kanker
yang menjalani kemoterapi mengalami mual, muntah, shock perut, kram, lemas dan
kurang memiliki nafsu makan. Beberapa efek kemoterapi juga tidak baik bagi
dinding usus karena membuatnya terkelupas dan luka. Efek buruk lainnya adalah
pada organ reproduksi sehingga dapat menyebabkan kemandulan atau infertil.
Sel saraf dan sel otak mengalami kemunduran, menyebabkan
penurunan daya ingat. Beberapa panca indera mengalami penurunan fungsi seperti
berkurangnya daya dengar dan daya lihat. Bahkan ada pula pasien yang sampai
mengalami kerusakan ginjal. Luka kecil pada tenggorokan dan mulut sangat sering
terjadi. Kemungkinan lainnya adalah pendarahan dan memar-memar di sekujur tubuh
karena ketidakmampuan tubuh melawan infeksi. Oleh karena itu banyak pasien yang
mundur dari kemoterapi karena semua efek samping ini. Namun sebenarnya pasien
tidak perlu khawatir karena dokter akan memberikan obat untuk meminimalisir
efek samping kemoterapi hingga tubuh tidak akan mengalami efek buruk secara
maksimal seperti yang diuraikan diatas. Lagipula efek samping kemoterapi
bersifat sementara. Setelah kemoterapi selesai, maka tubuh anda akan kembali
membaik dan berfungsi secara normal.
Di lain pihak, lebih baik jika anda mempersiapkan hidup
sehat anda sejak dini sebelum kanker menyerang. Kanker bukan penyakit yang
instan. Kanker pada umumnya disebabkan pola hidup yang buruk sejak 10 hingga 15
tahun sebelum seseorang dikatakan positif terkena kanker. Oleh karena itu
pencegahan dengan memulai hidup sehat dari sekarang dapat membuat kemungkinan anda
terkena kanker di masa depan mengecil.
(sumber: http://www.odhaindonesia.org/content/apa-itu-infeksi-oportunistik)
Riodevriza, 2010. Praktikum_pembuatan_PDA
http://riodevriza.multiply.com.
0 komentar