BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Manusia
sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu
exterior) dan sel-selnya pun hidup dalammilieu interior yang berupa darah dan
cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang
60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut
zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang
dan menjalankan tugasnya.
Pengaturan
keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume
cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai
kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan
garam tersebut.
Ginjal
juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur
keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain
ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru
dengan mengekskresikan ion hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimi
dalam cairan tubuh.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Cairan Tubuh?
2. Apa Fungsi Cairan Tubuh?
3. Bagaimana Komportemen Cairan Tubuh?
4. Bagaimana Komposisi Cairan Tubuh ?
5.Bagaimana Keseimbangan Cairan Tubuh ?
C. Tujuan
1. Makalah ini di buat untuk
memenuhi tugas SP (semester pendek).
2. Agar menambah pengetahuan dan
pemahaman yang lebih tentang Cairan Tubuh.
3. Mahasiswa agar dapat Menjadikan
makalah ini sebagai Panduan untuk memahami tentang Cairan Tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Cairan Tubuh
Kebutuhan cairan dan elektrolit
adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang
tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan
cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar
untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”. (Efendi.2008.)
Tubuh manusia sebagian besar
terdiri atas cairan, persentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis
kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia < 1 tahuncairan tubuh
adalh sekitar 80-85 % berat badan dan pada bayi usia > 1 tahun mengandung
air sebanyak 70-75%. Seiring dengan pertumbuhan seseorang peresentase jumlah
cairan terhadap berat badan berangsur-angsur yaitu pada laki-laki dewasa 50-60%
berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50% berat badan.(Anonim. 2012)
B. Fungsi
Cairan Tubuh
Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia.
Hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme
tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk
menggantikan cairan yang hilang.
Fungsi
cairan tubuh antara lain :
1.
Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan
menjadi panas dan naik
2.Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental.
Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh.
Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3.
Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan
racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air
seni, dan pernafasan.
4.
Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit.
Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas
kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5.
Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi
dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air
yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena
gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6.
Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru
harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida
keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca,
maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7.
Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan
otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab
itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir
resiko kejang otot dan kelelahan.
8.
Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan
air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
C. Kompartemen Cairan Tubuh
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua
kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular
(CES). Pada orang normal dengan berat badan 70 kg, total cairan tubuh (TBF)
rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. Persentase ini dapat berubah, bergantung pada
umur, jenis kelamin dan derajat obesitas.
Jenis- jenis
cairan dalam Tubuh
1. Cairan
Intraselular (CIS)
40% dari BB
total adalah CIS. Cairan Intraselular adalah cairan yang terkandung di dalam
sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah cairan intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria
dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi yang merupakan
cairan intraselular.
2. Cairan
Ekstraselular (CES)
20% dari BB total adalah CES. Cairan Ekstraselular
adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES) dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia. Pada bayi baru
lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam cairan ekstraselular (CES).
Setelah ber usia 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira
1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria
dewasa (70 kg).
CES dibagi menjadi:
a. Cairan interstisial (CIT)
CIT adalah
cairan disekitar sel, pada orang dewasa volume cairan interstisial kira-kira 8L
Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Volume Relatif (CIT) bergantung dengan ukuran tubuh, pada bayi
baru lahir volume cairan interstisial kira-kira 2 kali lebih besar dibanding
orang dewasa.
b.Cairan intravaskular (CIV)
CIV adalah
cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama
pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira
5-6 L (8% dari BB).3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L
(40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor
oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP,
atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada
orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan
faktor-faktor lain.
Adapun fungsi dari darah adalah mencakup :
1. Pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke
jaringan
2.Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
3. Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
4. Transpor hormon ke tempat aksinya
5. Sirkulasi panas tubuh
c.Cairan Transelular (CTS)
CTS
adalah cairan yang terkandung didalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS)
meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan
intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu volume (CTS) dapat
mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam
dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran
gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L
per-hari.
D.
Komposisi Cairan Tubuh
Semua
cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut) zat
tersebuat adalah diantaranya:
1.
Air
Air
adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari
berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat
badannya.
2. Solut (terlarut)
Selain
air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut)
elektrolit dan non-elektrolit
a. Elektrolit
Substansi
yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus
listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur
dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain( miliekuivalen/liter
mEq/L ) atau dengan berat molekul dalam garam ( milimol/liter mol/L
). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan
selalu sama.
b. Kation
Ion-ion yang mambentuk muatan
positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na˖),
sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K˖). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke
luar dan kalium ke dalam.
c. Anion
Ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama
adalah ion fosfat (PO4ɜ).
E. Perpindahan Substansi Antar Kompartemen
Setiap
kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap
zat yang akan pindah harus dapat menembus barier atau membran tersebut. Bila
substansi zat tersebut dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel
terhadap zat tersebut. Jika tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut
tidak permeabel untuk substansi tersebut.Membran disebut semipermeable
(permeabel selektif) bila beberapa partikel dapat melaluinya tetapi partikel
lain tidak dapat menembusnya.Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara
aktif atau pasif. Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif
tidak membutuhkan energi.
1. Difusi
Partikel (ion
atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung
menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan
partikel seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju
difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’s law of diffusion).
Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Peningkatan perbedaan
konsentrasi substansi.
b. Peningkatan permeabilitas.
c. Peningkatan luas permukaan
difusi.
d. Berat molekul substansi.
e. Jarak yang ditempuh untuk
difusi.
2. Osmosis
Bila suatu
substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah
dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama.
Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi
tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkatkan, konsentrasi air
akan menurun.Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang
semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat
terlarut, maka terjadi perpindahan air/zat pelarut dari larutan dengan
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan
osmosis.
3. Filtrasi
Filtrasi terjadi
karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran.
Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan,
luas permukaan membran dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi
filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.
4. Transport aktif
Transport aktif
diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif dari
daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi.
Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan
konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K.
F.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh antara lain :
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi
tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh,
metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami
gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau
jantung.
2.Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas
(suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L
per hari.
3.Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap
intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh
akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan
protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4.Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme
sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat
meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah.
5.Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh
terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
1. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan
kehilangan air melalui IWL.
2.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh
3.
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena
kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6.Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh
pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric
tube dan lain-lain.
7.Pengobatan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik,
laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8.Pembedahan
:
Pasien dengan tindakan pembedahan
memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
G.
Pergerakan Cairan
Cairan tubuh dan zat yang
terlarut di dalamnya berada dalam mobilitas konstan dan proses menerima dan
mengeluarkan cairan yang terus menerus.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi
dalam tiga fase yaitu:
1. Fase I
Plasma darah pindah dari seluruh
tubuh ke dalam sistem sirkulasi, nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan
dan saluran pencernaan.
2. Fase II
Cairan interselular beserta
komponennya pindah dari darah kapiler dan sel.
3. Fase III
Cairan
dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interselular masuk ke
dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen cairan
dalam tubuh ikut berpindah. Metode
perpindahan cairan dan elektrolit tubuh dilakukan dengan cara transpor pasif (difusi dan osmosis),
transpor aktif, dan filtrasi.
H. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan dicapai dengan masukan dan
keluaran cairan yang seimbang. Karena air mengalami proses kehilangan yang
tidak terelakan setiap saat melalui ginjal, kulit, dan paru-paru hal yang
terpenting adalah untuk tetap mempertahankan jumlah cairan yang cukup dalam
tubuh.
Pengatur utama masuknya cairan adalah melalui
mekanisme haus, pusat haus dikendalikan berada di otak. Sedangkan rangsangan
haus berasal dari kondisi dehidrasi intraselular, sekresi angiotensin II
sebagai respon dari penurunan tekanan darah dan pendarahan yang mengakibetkan
penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama
dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus
gastrointestinal.
INTAKE (RANGE)
|
OUT PUT (RANGE)
|
1
|
Air Minum = 1400-1800
|
Urine = 1400-1800
|
2
|
Air dalam makanan = 700-1000
|
Fasses = 100
|
3
|
Air hasil oksidasi = 300-400
|
Kulit = 300-500
|
|
|
Paru-paru = 600-800
|
Total
|
=
2400-3200
|
=
2400-3200
|
Bila ingin menggetahui IWL, maka
kita dapat menggunakan Rumus sbb
Dewasa
: 15 cc/kg BB/hari
Anak
: (30 – usia (tahun)
)cc/kgBB/hari
Jika ada kenaikan suhu
: IWL = 200 (suhu badan sekarang - 36,80 C )
I.
Kondisi- kondisi kehilangan Cairan Tubuh
Kondisi kehilangan cairan tubuh sebenarnya banyak
sekali tetapi sebagai salah satu contonya adalah
1. Diare
Diare adalah (Inggris =
diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya
terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare
adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih
dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
2.
Penyebab diare
Kondisi
ini dapat merupakan gejala dari luka, penyaki, alergi (fructose, lactose,
kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan terte. Biasanya disertai sakit
perut dan seringkali mual dan munta. Ada
beberapa kondisi lainyang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan
definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per
hari.Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara
berlebihan dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.
Hal
ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besa. Sebagai
bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur
dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari
cairan sebelum mencapai usus bes. Usus besar menyerap air, meninggalkan
material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak /
radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berai.
Diare
kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat
dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan
mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi
virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk
individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang
parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare
dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri,
kolera
atau botulisme,
dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn.
Meskipun penderita apendisitis
umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus
buntu.Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan,
terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi
alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.Kondisi cuaca yang tidak stabil,
sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta kondisi rumah yang masih kotor
terkena genangan air, juga sulitnya mendapat air bersih menyebabkan mudahnya
terjadi wabah diare setelah banjir. Penyakit diare yang terlihat ringan justru
bisa membahayakan jiwa, karena saat tubuh kekurangan cairan, maka semua organ
akan mengalami gangguan. Diare akan semakin berbahaya jika terjadi pada
anak-anak.
3. Gejala diare
Gejala
yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa
mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya
yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut sering berbunyi.
4. Jenis-jenis diare
Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan
jenis diare menjadi empat kelompok yaitu:
a. Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang
dari empat belas hari (umumnya kurang dari tujuh hari)
b. Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam
tinjanya,
c. Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung
lebih dari empat belas hari secara terus menerus,
d. Diare dengan masalah lain; anak yang menderita
diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti
demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
Diare akut dapat mengakibatkan:
1. Kehilangan air dan elektrolit serta
gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik dan
hipokalemia
2. Gangguan sirkulasi darah, dapat
berupa renjatan hipovolemik sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai
muntah
4. Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya
cairan berlebihan karena diare dan muntah (Soegijanto, 2002).
5. Penanggulangan diare
Penderita
diare sebaiknya segera meminum oralit yang merupakan campuran dari gula dan
garam untuk menjaga cairan tubuh.Beberapa cara penggulangan diare antara lain:
a. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang.
Ini merupakan cara paling sesuai di kebanyakan kasus diare, bahkan disentri.
Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak diseimbangi dengan elektrolit yang
dapat dimakan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya
dan dalam beberapa kasus yang langka dapat berakibat fatal (keracunan air).
b.
Mencoba makan lebih sering tapi dengan
porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan jangan makan atau minum
terlalu cepat.
c. Cairan intravenous: kadangkala, terutama pada
anak-anak, dehidrasi dapat mengancam jiwa dan cairan intravenous mungkin dibutuhkan.
d. Terapi rehidrasi oral: Meminum solusi
gula/garam, yang dapat diserap oleh tubuh
e.
Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama
dalam membatasi penyebaran penyakit.
6. Pencegahan
Sebuah vaksin
rotavirus memiliki potensi untuk mengurangi jumlah penderita diare . Saat ini
ada dua vaksin berlisensi untuk menghadapi rotavirus. Vaksin rotavirus yang
lainnya seperti, Shigella, ETEC, dan Cholera sedang dikembangkan, vaksin ini juga berfungsi untuk
mencegah penularan diar.Karena tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang
paling sering melakukan kontak langsung dengan benda lain, maka sebelum makan
disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun.
Sebuah hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam
gerakan-gerakan sosial yang dilakukan lembaga dan masyarakat untuk membiasakan
mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian yang signifikan pada
diare. Oleh karena itu, biasakan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun.
Lakukan hal yang sama setelah selesai buang air besar. Usahaka meminum air yang
sudah direbus hingga mendidih agar semua bakteri penyakit tidak masuk ke dalam
tubuh. Segera bersihkan tempat tinggal dari sisa sampah jika terjadi bencana
alam. Segera buang tumpukan sampah agar tidak menggunung dan jadi sarang
penyakit.
7. Penggobatan Diare
Tidak
selamanya diare itu buruk. Sebenarnya diare adalah mekanisme tubuh untuk
mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Racun yang dihasilkan oleh virus, bakteri,
parasit dan sebagainya akan dibuang keluar bersama dengan tinja yang
encer.Kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah
penyebab kematian pada penderita diare.Kondisi yang disebut dehidrasi ini
berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan irama jantung dan menurunkan kesadaran
pasien. Jangan anggap remeh, kalau tidak diatasi bisa menimbulkan
kematian.Sebagian besar diare akut (diare mendadak) pada anak dapat disembuhkan
hanya dengan pemberian cairan dan meneruskan pemberian makanan saja. Oleh sebab
itu, inti dari pengobatan diare adalah memberikan cairan untuk menghindari
terjadi dehidrasi.
Prinsip
pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi)
dan mengatasi penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti
salah makan, bakteri, parasit, sampai radang. Pengobatan yang diberikan harus
disesuaikan dengan klinis pasien.Obat diare dibagi menjadi tiga, pertama
kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare .seperti bakteri atau parasit,
obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang membantu
menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan.
Sebaiknya
jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan
menentukan obat yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misal bakteri,
parasit. Pemberian kemoterapeutika memiliki efek samping dan sebaiknya diminum
sesuai petunjuk dokterSebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara
berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare
ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa
penderita diare.
8. Penggolongan Obat Diare
Kemoterapeutika untuk terapi
kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti antibiotika,
sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
a. Racecordil
Anti diare
yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks
terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat,
dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang
pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal
tersebut.
b. .Loperamide
Loperamide
merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas
saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat
diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya
diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang
sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut), sedangkan
toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
c. Nifuroxazide
Nifuroxazide
adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli,
Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa.
Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.Obat diare ini diindikasikan
untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus,
kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun
dewasa.
d. Dioctahedral smectite
Dioctahedral
smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in
vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin,
bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan
melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan
integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio
laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.
9. Pengobatan
Diare Tradisional
Penggobatan tradisianal ini di
bagi menjadi beberapa macam di antaranya adalah sebagai berikut:
a.Akar Bunga Teratai
Obat
DiareCara pengobatan: Sediakan 50 gram rimpang teratai dan 10 gram jahe.
Kemudian dicuci bersih lalu diparut dan diambil airnya. Minum ramuan tersebut
tiga kali sehari setiap pagi, siang dan sore.
b. Bunga Teratai untuk
Obat Disentri
Cara pengobatan: Ambil 50 gram rimpang teratai dan 10 gram jahe, kemudian
diparut atau dijuice. Tambahkan 100 cc air lalu direbus sampai mendidih.
Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu dan diminum sekaligus
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan
tubuh adalah air beserta unsur-unsur didalamnya diperlukan untuk kesehatan sel.
Fungsi Cairan tubuh yaitu Mengatur suhu tubuh, Melancarkan peredaran darah,
Membuang racun dan sisa makanan, Seluruh cairan tubuh didistribusikan
diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan
ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat badan 70 kg, total cairan
tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. Persentase
ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas.
Cairan tubuh mempunyai komposisi berupa : Air, Solut
(Terlarut)terdiri dari (elektrolit, non-elektrolit), perpindahan sustansi antar
kompartemen berlangsung secara Difusi , Filtrasi, Osmosis, Transport aktif
.Faktor yang mempengaruhi Cairan Tubuh yaitu Umur,iklim,diet, Stres,
Tindakankan Medis, penggobatan, Pembedahan.
B. Saran
Semogga dengan adanya Makalah ini
bukan hanya sekedar menambah pengetahuan dan wawasan tetapi dapat menambah
pemahaman yang lebih bagi para pembaca bukan hanya bagi Mahasiswa tetapi juga masyarakat umum.
Daftar Pustaka
Maxwell,
Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th ed.
McGraw Hill, 1987, p.9.
Sherwood, Lauralee. (2004). Human Physiology:
From cells to system. 5th ed. California: Brooks/Cole-Thomson Learning, Inc.
Silverthorn, D.U. (2004). Human
Physiology: An Integrated approach. 3th ed. San Fransisco: Pearson Education.
www.KDM II Dian Husada.blogspot
pertiwi.itudian
04.17/.com
0 komentar