MAKALAH
Istirahat
dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara
optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap
individu. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa
tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan
berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di
taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan
tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik
yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi,perubahan proses fsiologis
tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari
waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan
bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian
beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan
kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
A. Pengertian
Istirahat dan Tidur
Istirahat
merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari
kegelisahan (ansietas). (Narrow, 1967 : 1645) mengemukakan 6 (enam) ciri-ciri
yang dialami seseorang berkaitan dengan istirahat.
Sebagian
besar orang dapat istirahat sewaktu mereka :
- Merasa bahwa segala sesuatu
dapat diatasi
- Merasa diterima
- Mengetahui apa yang sedang
terjadi
- Bebas dari gangguan dan
ketidaknyamanan
- Mempunyai rencana-rencana
kegiatan yang memuaskan
- Mengetahui adanya bantuan
sewaktu memerlukan
B. Pengertian
Tidur
·
Tidur
berasal dari kata bahasa latin "somnus" yang berarti
alami periode pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan
pikiran.
·
Tidur
merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periodik (Lanywati,
2001)
·
Tidur
merupakan suatu keadaan tidak sadar yang di alami seseorang, yang dapat
dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton 1981 : 679)
C.Fisiologi
Tidur
Fisiologi
tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme
serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar
dapat tidur dan bangun. Salah satu aktifitas tidur ini diatur oleh sistem
pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan
kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat
pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur nesensefalon dan bagian atas
pons. Selain itu, reticular activating
system RAS (dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan
perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan
emosi dan proses pikir. Dalam keadaaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
latekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan
disebabkan adanya pelepaan serum serotinin dari sel khusus yang berada di pons
dan batang otak tengah, yaitu bulbar
synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan
impuls yang diterima dipusat otak dan sistem limbik. Dengan demikian, sistem
pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan
BSR.
B.
Jenis
- Jenis Tidur
Berdasarkan
proses tidur terdapat dua jenis tidur. Pertama,
jenis tidur yang disebabkan menurunnya kegiatan di dalam sistem pengaktivasi
retikularis atau disebut dengan tidur gelombang lambat (slow wave sleep) karena
gelombang otaknya sangat lambat atau disebut tidur NREM (non rapid eye
moverment). Kedua, jenis tidur yang
disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam otak meskipun
kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara disebut dengan jenis tidur paradoks
atau tidur REM (rapid eye
moverment),
1.
Tidur gelombang lambat
(Slow wave sleep)
Jenis
tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam. Isrirahat penuh, dengan gelombang
otak yang lebih lambat, tidur nyenyak. Ciri-ciri tidur nyenyak adalah
menyegarkan, tanpa mimpi atau tidur dengan gelombang delta. Ciri lainnya berada
dalam keadaan istirahat pemuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun,
pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang, metabolisme turun.
Perubahan
selama proses NREM tampak melalui elektroensefalografi dengan mernperlihatkan
gelombang otak berada pada setiap tahap tidur, yaitu: pertama, kewaspadaan
penuh dengan gelombang beta yang berfrekuensi tinggi dan bervoltase rendah;
kedua, istirahat tenang dapat diperlihatlcan pada gelombang alfa ketiga tidur
ringan karena terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis teta atau delta yang
bervoitase rendah; dan keempat, tidur nyenyak gelombang lambat dengan gelombang
delta bervoltase tinggi dengan kecepatan 1-2 per detik.
Tahapan tidur jenis NREM
·
Tahap I
Tahap
ini adalah tahap transisi antara bangi.rn dan tidur dengan ciri sebagai
berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata
bergerak dari samping ke samping, frekuensi Nadi dan napas sedikit menurun,
dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit.
·
Tahap II
Tahap
ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri
sebagai berikut: mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi napas
menurun. temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan
berakhir 10-15 menit
·
Tahap III
Tahap
ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi napas dan
proses tubuh lainnya lambat, disebabkan adanya dominasi sistem saraf
parasimpatis sulit untuk bangun.
·
Tahap IV
Tahap
ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernapasan
turun, jarang bergerak, dan sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi
lambung menurun, dan tonus otot menurun.
2.
Tidur paradoks /tidur REM
(rapid eye movement)
Tidur
jenis ini dapat bcrlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5 - 20 menit,
rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi 80-100 menit, akan tetapi
apabila kondisi orang sangat lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan jemis
tidur ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah sebagai berikut:
a.
Biasanya
disertai dengan mimpi aktif.
b.
Lebih
sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak
c.
Tonus
otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat proyeksi
spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
d.
Frekuensi
jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
e.
Pada
otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
f.
Mata
cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan tidak teratur, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme meningkat.
g. Tidur ini penting untuk
kescimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi
Secara umum
siklus tidur normal adalah sebagai berikut :
BANGUN
NREM I REM
NREM II NREM II NREM II
NREM III
NREM
III
NREM IV
C.Fungsi dan Tujuan Tidur
Fungsi
dan tujuan masih belum diketahui secara jelas. Meskipun demikian, tidur diduga
bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Sclain
itu, stres pada paru, sistem kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lainnya juga
menurun aktivitasnya. Energi yang tersimpan selama dari tidur diarahkan untuk
fungsi-fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis
tidur, pertama efek pada sistem saraf yang dipeerkirakan dapat memulihkan kepekaan
normal dan kcaeimbangan di antara berbagai susunan saraf. Kedua, efek pada
struktur tubuh dengan memulihkan kesogaran dan fungsi organ dalam tubuh,
mengingat tierjadinya penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut selama
tidur.
D. Kebutuhan
Tidur
Kebutuhan
tidur pada manusia tergantung pada tingkat perkembangan,
·
Bayi
baru lahir Jumlah Kebutuhan tidur 14 - 18 jam/hr
·
1
bulan - 18 bulan Masa bayi 12 - 14 jam/ hari
·
18
bulan - 3 tahun Masa anak 11 - 12 jam/hari
·
3
tahun - 6 tahun Masa prasckolah 11 jam/hari
·
6
tahun - 12 tahun Masa sekolah 10 jam/ hari
·
12
tahun - 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
·
18
- 40 tahun Masa dewasa 7 - 8 jam/hari
·
40
tahun - 60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari
·
60
tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari
E.Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tidur
Kualitas
dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas terscbut dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di antara faktor yang dapat
memengaruhinya adalah :
1. Penyakit
Sakit
dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat
memperbesar kebutuhan tidur seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi,
terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga
penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. Banyak
juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa
tidur.
2. Latihan
dan kelelahan
Keletihan
akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan
energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah
melakukan aktivitas dan menc:apai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lcbih
cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
3. Stres
psikologis
Kondisi
stres psikologis dapat terjadi pada sescorang akibat ketegangan jiwa. Seseorang
yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit
untuk tidur.
4. Obat
Obat
dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang mempengaruhi
proses tidur jenis golongan obat diuretik dapat menyebabkan insomnia,
antidepresan dapat menekan, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang
menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada
timbulnya insomnia dan golongan narkotik dapat mcnekan REM sehingga mudah
mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya
kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein
yang tinggi maka sescorang tersebut akan mempercepat proses tcrjadinya tidur,
karena dihasilkan triptofan yang merupakan asam amino hasil pencernaan protein
yang dicerna dapat membantu mudah tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi
yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk
tidur.
6. Lingkungan
Keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat proses
terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi
seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses
tidur.
7. Motivasi
Motivasi
merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, dapat
memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat
mcnimbulkan gangguan proses tidur.
F. Masalah –
Masalah pada Kebutuhan Istirahat dan Tidur
·
Insomnia
Insomnia
adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya
bisa karena gangguan fisik atau karena factor mental seperti perasaan gundah
atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia:
1. Insomnia inisial. Kesulitan
untukmemulai tidur.
2. Insomnia intermiten. Kesulitan untuk
tetap tertidur karena seringnya terjaga.
3. Insomnia terminal. Bangun terlalu
dini dan sulit untuk tidur kembali.
Beberapa
langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain dengan
mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif melalui olahraga rutin,
menghindari ransangan tidur di sore hari, melakukan relaksasi sebelum tidur
(mis; membaca, mendengarkan music),dan tidur jika benar-benar mengantuk.
·
Parasomnia
Parasomnia
adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur.
Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara
lain sering terjaga (mis; tidur berjalan, night terror), gangguan transisi
bangun-tidur (mis; mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (mis;
mimpi buruk),dan lainnya (mis; bruksisme).
·
Hipersomnia
Hipersomnia
adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama pada
siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti
kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan
metabolisme (mis; hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat
digunakan sebagai mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada siang
hari.
·
Narkolepsi
Narkolepsi
adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada
siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep
attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik
system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM.
Alternatife pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti; amfetamin atau
metilpenidase, hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramin
hidroklorida.
·
Apnea Tidur
Apnea saat
tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya nafas secara periodic pada
saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras,
sering terjaga di malam hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari,
sakit kepala disiang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis
seperti hipertensi atau aritmia jantung.
·
Somnambulisme
Merupakan
gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan
semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur,
menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan
dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi
pada anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.
·
Enuresis
Enuresis
adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja
dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada
bebrapa faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres,
dan toilet training yang kaku.
·
Night Terrors
Adalah
mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur
beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.
·
Mendengkur
Disebabkan
oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel
yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan
mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot
dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila di lewati udara
pernafasan.
Asuhan Keperawatan pada Masalah
Istirahat dan Tidur
A.
Pengkajian keperawatan
1. Riwayat
tidur
a.
kuantitas
(lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari
b.
Aktivitas
dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
c.
Kebiasaan/pun
saat tidur
d.
Lingkungan
tidur
e.
Dengan
siapa pasien tidur
f.
Obat
yang di konsumsi sebelum tidur
g.
Asupan
dan stimulan
h.
Perasaan
pasien mengenai tidurnya
i.
Apakah
ada kesulitan tidur
j.
Apakah
ada perubahan tidur
2. Gejala
Klinis
a.
Perasaan
Lelah
b.
Gelisah
c.
Emosi
d.
Apetis
e.
Adanya
kehitaman di daerah sekitar mata bengkak
f.
konjungtin
merah dan mata perih
g.
Perhatian
tidak fokus
h.
Sakit
kepala
3. Penyimpangan
Tidur
Penyimpangan tidur meliputi
perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya kegelisahan, gangguan
persepsi, halusinasi visual dan auditorik, bingung dan disoreintasi tempat dan
waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya
tidak teratur.
B.
Diagnosis Keperawatan
1.
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan
metabolisme,kerusakan eliminasi,,pengaruh obat,imobilisasi, nyeri pada kaki,
takut operasi, lingkungan yang mengganggu.
2.
Cemas
berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas saat tidur,a(sleep
apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku.
3.
Koping
individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4.
Gangguan
ukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5.
Potensial
cidera berhubungan dengan Semnambolisme.
6.
Gangguan
konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.
C.
Perencanaan Keperawatan
Tujuan
:
·
Perencanan
keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahan kan kebutuhan istirahat
dan tidur dalam batas normal.
Rencana
Tindakan :
a.
Lakukan
identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b.
Lakukan
pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
c.
Tingkatkan
aktivitas pada siang hari
d.
Coba
untuk memicu tidur
e.
kurangi
potensial cedera selama tidur
f.
Berikan
pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.
D.
Pelaksanaan keperawatan
Tindakan
keparawatan pada orang dewasa :
1.
Mengidentifikasi
faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a.
Bila
terjadi pada pasien rawat inap,masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan
rumah sakit, maka :
·
Libatkan
pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas
·
Berikan
obat analgrsik sesuai pro
·
Berikan
linngkungan yang suportif
·
Jelaskan
dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.
b.
Bila
faktor insomnia maka :
·
Anjurkan
pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
·
Anjurkan
pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang dan sore hari.
·
Anjurkan
pasien tidur saat mengantuk.
·
Anjurkan
pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
·
Anjurkan
pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur.
c.
Bila
terjadi somabulisme, maka :
·
Berikan
rasa aman pada diri pasien
·
Bekerjasama
dengan diazepam dalam tindakan pengobatan.
·
Cegah
timbulnya cidera.
d.
Bila
terjadi enuresa, maka :
·
Anjurkan
pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
·
Anjurkan
pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
·
Bangunkan
pasien pada malam hari untuk buang air kecil.
e.
Bila
terjadi Narkolepsi, maka :
·
Berikan
obat kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida (ritalin) Untuk
mengendalikan narkolepsi
2.
Mengurangi
distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur.
·
Tutup
pintu kamar pasien
·
Pasang
kelambu/garden tempat tidur
·
Matikan
pesawat telapon
·
Bunyikan
musik yang lembut
·
Redupkan
atau matikan lampu
·
Kurangi
jumlah stimulus
·
Tempatkan
pasien dengan kawan sekamar yang cocok.
3.
Meningkatkan
aktivitas pada siang hari :
·
Buat
jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien
·
Usahakan
pasien tidak tidur pada siang hari.
4.
Membuat
Pasien untuk memicu tidur.
·
Anjurkan
pasien mandi sebelum tidur
·
Anjurkan
pasien minum susu hangat.
·
Anjurkan
pasien membaca buku
·
Anjurkan
pasien menonton televisi
·
Anjurkan
pasien menggosok gigi sebelum tidur
·
Anjurkan
pasien embersihkan muka sebelum tidur
·
Anjurkan
pasien membersuihkan tempat tidur
5.
Mengurangi
potensial cedera sebelum tidur
•
Gunakan cahaya lampu malam.
•
Posisikan tempat tidur yang rendah.
•
Letakkan bel dekat pasien.
•
Ajarkan pasien untuk meminta bantuan
•
Gantungkan selang Drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya bila pasien
memekainnya.
6.
Memberi
pendidikan kesehatan dan rujukan.
• Ajarkan rutinitas jadwal tidur
di rumah.
• Ajarkan pentingkan latihan
reguler ± ½ jam.
• Penerangan tentang efek samping
obat hipnotik
• Lakukan rujukan segera bila gangguan
tidur kronis.
Tindakan Keperawatan Pada
Anak
1.
Masa
Neonatus Dan bayi
·
Beri
sprai kering dan tebal untuk menutupi perlak.
·
Hindarkan
pemberian bantal yang terlalu banyak.
·
Atur
suhu ruangan menjadi 18o-21o C pada malam dan 15,5o-18o C pada siang.
·
Berikan
cahaya lampu yang lembut
·
Yakinkan
bayi merasa nyaman dan kering.
·
Berikan
aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.
2.
Masa
Anak
·
Berikan
kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
·
Tempel
jadwal tidur
·
Berikan
aktivitas yang tenang sebelum tidur.
·
Dukung
aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.
3.
Masa
Sebelum Sekolah
·
Berikan
kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
·
Tempel
jadwal tidur
·
Berikan
aktivitas yang tenang sebelum tidur.
·
Dukung
aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita
·
Sering
perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
·
Berikan
rasa aman dan nyaman
·
Nyalakan
lampu agak terang
4.
Masa
Sekolah
·
Mengingatkan
waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak beraktivitas.
5.
Masa
remaja
·
Usia
ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias dan
membersihkan diri
6.
Masa
Dewasa (Muda, Paruah Baya, dan Tua)
a)
Bantu
melepaskan ketegangan sebelum tidur.
·
Berikan
hiburan.
·
Kurangi
rasa nyeri.
·
Bersihkan
tempat tidur.
b)
Membuat
lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat.
·
Berikan
selimut sehingga tidak kedinginan.
·
Anjurkan
pasien latihan relaksasi.
·
Berikan
makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur.
·
Berikan
obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
·
Bantu
pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.
E.
Evaluasi Keperawatan
1.
Klien
menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2.
Klien
melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta klien
melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3.
Klien
melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu dengan
mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.
4.
Pola
tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10
jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.
Daftar Pustaka
·
Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia” Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp;
Editor: Monica Ester.- Jakrata : EGC : 2004
·
Buku
Ajar Fundamental Keperawatan Volume 1 Edisi , Potter & Perry, Jakarta :
EGC.
0 komentar